Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | "Barakallah fii Umrik", Bujangku

Diperbarui: 20 Januari 2019   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokpri

Langit baru saja usai melukis punggung malam dengan syair-syair bermadah. Untukmu. Duhai, bujang beliaku. Hari ini bertambah sudah seturus usiamu. Semoga berkah tetap mengiringi langkah. Dan semoga cinta berbalut kebaikan senantiasa ada.

Bundamu ini, duhai bujangku. Sungguhlah orang tiada berpunya. Hanya bisa menyapukan sesentuh rasa. Di mata beningmu yang berkaca-kaca. Di punggung kurusmu yang terguncang lelah. Dan di ketika kesedihan tak mampu kau-utarakan dengan kata-kata. 

Bujangku. Kita tlah menjelajah nyaris sejuring pipi dunia. Bersama-sama menaklukkan segala gelebah. Meniadakan serentang aral yang datang merintang. Kuambil separuh hatimu untuk kekuatan. Kaubawa separuh jiwaku demi keteguhan.

Bujangku, tak cukup waktu dan berlembar-lembar buku. Sekadar untuk mengurai kisah perjalanan. Selayak harapan dan doa-doa yang tak pernah penuh. Dijejal dan dituangkan ke dalam sebuah tempayan.

akhirnya,
allahumma thowwil umuurona
wa shohhih ajsaadana
wa nawwir quluubana
wa sabbit iimaananaa
wa ahsin a'maalaanaa
wa wassi' arzaqonaa
amiin, ya rabbal alamin...

***

Malang, 20 januari 2019

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline