Jika reinkarnasi benar adanya
kuingin terlahir kembali sebagai pelangi
yang menghias senja usai gerimis berjeda
dan kamu adalah dewa hujan
yang mengiringi tarian
gulanaku
dengan genderang rindu
ritmis bertalu-talu
_____
Za, kekasih kecilku. Setiap kali membuka buku kisah, akan kautemui lembar bernama takdir. Takdir yang terbagi menjadi dua. Mubram yang Muallaq.
Takdir Mubram itu, Za. Telah tersurat di Lauh Mahfuz. Di mana di dalamnya tak ada penambahan maupun pengurangan. Segala yang terjadi sudah menjadi garis ketentuan.
Seperti halnya hidup dan mati itu, Za. Hanya Dia yang maha memiliki kuasa.
Lalu takdir Mu'allaq. Padanya segala sesuatu masih bisa diikhtiarkan.
Seperti halnya kemiskinan dan kebodohan itu, Za. Manusia masih bisa mengupayakan.
Jadi mulailah beranjak dari sekarang, duhai kekasih kecilku. Usah menunggu reinkarnasi datang menjemputmu. Berjuanglah untuk tidak hanya menjadi pelangi. Namun juga menjadi matahari. Yang sinarnya tak pernah lelah. Menghangati seisi dunia.
***
Malang, 17 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H