Pada sajak-sajak Rumi yang menawan, aku tertawan. Ia bertutur tentang cinta, kesetiaan. Juga kearifan.
Pada syair-syair Rumi yang mengalir, aku tersihir. Ia mengajari bagaimana cara bertafakur. Menghindari kufur. Ia tunjukkan kebesaran, juga kasih sayang Tuhan. Yang kadang sengaja terabaikan.
Dan, pada rangkai puisi Rumi yang liar aku tertampar. Ia menyentil hatiku. Memerahkan kedua cuping telingaku.
Tariannya menggasing, semakin memusing. Kalimat indahnya kian mendesing.
Manusia ibarat pesanggrahan
Setiap pagi selalu saja ada tamu yang datang bertandang
merupa kegembiraan, kesedihan atau keburukan
Lalu ketika kesadaran sesaat itu tiba
sebagai tamu yang tak diduga
Sambut dan hibur mereka
sekalipun mereka membawa kabar dukacita
Sekalipun mereka berlaku kasar
menyapu dan mengosongkan seisi rumahmu
Perlakukan mereka dengan hormat!
Sebab mereka mungkin para utusan Tuhan
yang akan mengisi rumahmu
dengan beberapa kesenangan baru
Dan jika kau bertemu
dengan pikiran yang gelap atau kedengkian
atau beberapa prasangka buruk yang memalukan
tertawalah!
Undanglah mereka masuk ke dalam rumah
Berterima kasihlah kepada setiap tamu yang datang
sebab mereka telah dikirim oleh Tuhan
sebagai pemandu jalanmu
Pagi ini, sajak-sajak Rumi telah berhasil menggugatku!
***
Malang, 16 Januari 2019
Lilik Fatimah Azzahra