Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Pertarungan Sengit Melawan Rindu

Diperbarui: 10 Oktober 2018   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:fotografiaesencial.com

Semalam aku dan rindu bertarung sengit. Disaksikan oleh gelap gulita langit. Aku merentang kelewang. Sementara rindu mengayun-ayunkan pedang. 

Aku berhasil melukai rindu. Mengoyak tubuhnya hingga berdarah-darah. Tapi rindu sungguh luar biasa. Ia tetap berdiri dengan amat gagah. Sembari mengumbar senyum sebegitu jumawa.

Setelahnya. Rindu beberapa kali mendaratkan serangan. Pedangnya ganas merajam kulit, daging hingga tulang belulang. Sakit? Tentu saja! Tapi aku tak ingin menyerah kalah. Aku harus tetap bertahan. Pertarungan sengit malam ini mesti terus dilanjutkan.

Langit yang bertindak sebagai wasit. Tampaknya mulai kewalahan. Ia tak lagi meniup peluit. Melainkan ribut menjerit-jerit. Suaranya parau memekakkan seisi alam. Dengan harapan mampu menjadi peredam. Antara aku dan rindu agar segera menyudahi perkelahian.

Tepat di penghujung malam, aku dan rindu mulai kelelahan. Napas kami tersengal. Kelewang terlepas dari tangan. Pedang terpental dari genggaman. Aku dan rindu ambruk bersamaan.

Sebelum pingsan aku dan rindu saling mengingatkan. Jangan lupa, esok malam pertarungan sengit ini mesti kita lanjutkan. Sekarang, mari kita sejenak berpelukan.

***

Malang, 10 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline