Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Seumpama Aku

Diperbarui: 7 Oktober 2018   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:www.imagekind.com

Seumpama aku dongeng pengantar tidur. Aku harap engkau adalah penceritanya. Pilihkan satu peran yang pantas untukku. Nenek sihir ataukah Cinderella.

Seumpama aku drama romansa. Kuharap engkau sutradaranya. Pilihkan aku lakon yang sesuai. Kisah cinta yang membuai ataukah tragedi yang buram memburai.  

Seumpama aku cerita hujan. Aku harap engkau pengelana. Yang merindu tempias air. Tuk membasuh tubuh dan segenap pikir. Merasakan kegembiraan yang membuncah. Setelah apa yang dititipkan cuaca. Serupa dahaga, kering dan kerontangnya.

Seumpama aku larik-larik puisi. Aku harap engkau penyairnya. Yang berkuasa atas segala cerita. Melirisnya sepenuh hati. Menggubahnya sedemikian rupa. Apalagi yang menyoal cinta beserta segenap bala tentaranya.

Seumpama aku secangkir kopi. Kuharap engkau pecandunya. Yang mencicip pahit tidak hanya sesesap. Namun tandas sampai di pangkal kecap. Bukan sekadar simbol atau pengingat. Bahwa hidup tak selamanya nikmat. Adakalanya takdir berlaku getir. Mesti dijalani dari awal hingga penghujung akhir.

Seumpama aku ratu. Aku mau engkau adalah rajaku. Yang memangku hidup dan matiku. Menjaga harkat dan martabatku. Hingga senja siap memanggil. Membawaku tampil ke hadapan Rabb sang Maha Adil. 

Kupastikan kaki ini melenggang. Diiringi senyum paling menawan. Mewakili rasa bahagia. Untuk cintamu yang begitu mewah.   

***

Malang, 07 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline