Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Lagi, Aku Takluk pada Cemburu

Diperbarui: 3 Oktober 2018   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:senzadedica.blogspot.com

Lagi, aku bersimpuh di kaki cemburu. Yang beberapa waktu lalu sempat melepas tali kekang. Menjanjikan kebebasan. Untukku. Namun pada kenyataannya. Kini ia kembali menangkup pinggang. Mengajakku berdansa hingga aku lelah dan jatuh terjengkang.

Lagi, aku tak kuasa menampik kehadiran cemburu. Meski pintu nalar tlah kupalang. Kupagar betis dengan jampi-jampi. Kusembur sawur dengan mantra-mantra. Dan kuretas deras dalam berbait doa-doa.

Cemburu masih saja hadir. Menyusup ke dalam pikir. Dengan cara yang amat mahir. Sekaligus pandir.

Sungguh, aku tak kuasa lagi. Melawan cemburu yang membabi buta. Menampakkan wajah beringasnya. Seperti harimau yang dicabut paksa kuku-kukunya. Oleh pawang pribadinya.

Jika cemburu itu menyakitkan, mengapa ia mesti diciptakan?

Dan jika cemburu adalah tanda bermukimnya cinta, mengapa ia begitu menyiksa?

Sekarang beri tahu aku. Bagaimana cara terbaik untuk membunuh cemburu. Haruskah ia kutikam dengan pedang, kurajam dengan kelewang. Atau kubiarkan tenggelam di lautan yang tak berbatas kedalaman?

Barangkali ada cara yang lebih rapi. Aku harus mati. Agar cemburu ini tak lagi mengikuti.

***

Malang, 03 Oktober 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline