Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Kita di Hadapan Kata-kata

Diperbarui: 19 September 2018   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

elheraldo.co | shutterstock_501071983.jpg

Kita di hadapan kata-kata tak lebih dari sebuah arca. Yang membisu gagu tanpa bisa berbuat apa-apa. Lihatlah. Ketika kata-kata berdansa bersama kebencian apakah kita mampu mencegah atau meredam? Juga, pada saat kata-kata menyanyi sesuka hati, mempersembahkan lagu kenyinyiran tiada henti. Kita serupa boneka. Diam nyaris tak bisa membungkam.

Kita di hadapan kata-kata tak ubahnya seperti terdakwa. Duduk meringkuk di kursi pesakitan menunggu palu diketuk pengadilan. Tok!Tok!Tok! Palu dipukulkan seharusnya bukan di atas permukaan meja tapi lebih tepat di pusat batok kepala.

Siapa yang mampu mencegah manakala kata-kata sudah beringas bagai hujan yang tumpah menderas? Menerjang ke sana ke mari merupa taufan yang tak peduli. Apakah yang diucap itu bernurani,  beradab ataukah malah biadab.

Kita di hadapan kata-kata tak ubahnya seperti pecundang. Yang sering gagal mengendalikan tali kekang. Yang lebih suka terjerembab di atas tumpukan sampah ujaran. Lalu memilih mati. Tak terhormat. Dieksekusi oleh kata-kata kita sendiri.

***

Malang, 19 September 2018

Lilik Fatimah Azzahra




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline