Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Puisi | Suatu Senja di Tepi Laut

Diperbarui: 18 September 2018   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay)

Di suatu senja, di hampar pesisir seorang laki-laki duduk berkalang pasir. Bisu menatap kilau dan biru air. Mengindahkan kecomang yang hilir mudik melenggang di hadapan. Menyilakan ombak dan karang berpukulan memamerkan semacam atraksi pertunjukan.

Sementara di tepi laut yang sama seorang perempuan berdiri gamang. Menatap barisan camar yang wira-wiri terbang merendah. Sesekali kakinya yang basah terangkat menghindari ombak dan deburan. Pada hatinya yang patah ia berusaha menanam semacam pohon tabah.

Ini hampir satu setengah jam sejak senja datang bertamu. Tapi laki-laki di atas pasir masih duduk diam termangu. Sedang perempuan di tepi laut berkali tersenyum samar. Pada cintanya yang hambar ia mencoba menawarkan harapan. 

Jika memang benar laut mampu menyatukan perasaan. Mengapa lelaki itu tak kunjung berdiri? Setidaknya ia bisa mengusir camar dengan satu hentakan kaki. Atau menjentik kecomang dengan beberapa sentakan jari.

Baru ketika ombak besar datang bergulung. Lelaki di atas pasir gegas lari terhuyung. Meraih pinggang perempuan yang nyaris direbut laut. Membawanya ke tepi dengan jemari saling bertaut.  

Entah siapa yang memulai kemudian. Tepat di saat senja berpamit pulang. Tetiba saja bibir yang dingin berpagut saling menghangatkan.

***

Malang, 16 September 2018

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline