Miss. Sherlick
Bag.1
----
Pagi-pagi Jhon sudah bertandang ke apartemenku. Membawa bungkusan kecil dan menyerahkannya padaku.
"Apa ini, Jhon?" tanyaku seraya mengenyit alis.
"Sehelai rambut, Sherlick," Jhon menjawab. Kakinya melangkah mendekati jendela. Menyingkap tirai yang masih tertutup.
Aku mengamati bungkusan kecil di tanganku. Lalu membukanya perlahan.
"Apakah ini ada kaitannya dengan kasus Nona Mirza?" aku menatap Jhon yang sudah duduk tenang di pojok ruangan. Jhon mengangguk.
"Helai rambut itu kutemukan di atas bantal Nona Mirza, Sherlick," ia menyalakan pemantik api, siap membakar sebatang sigaret yang sudah terselip di antara kedua bibirnya.
"Jangan merokok di dalam ruangan, Jhon! Aku alergi asap. Wajahku bisa bengkak dan kulitku bentol-bentol," aku mengangkat tangan. Dan partner kerjaku itu segera tanggap. Ia sigap memasukkan kembali batang rokok ke dalam saku jaketnya.
"Jadi kau sudah mendahului kerja polisi, Jhon? Itu bagus!" aku tersenyum. Jhon berdehem.