Anakku... Jika pagi ini Ibumu menyempatkan diri bertutur untukmu, bukan berarti hendak mengguruimu. Ibumu yang bukan siapa-siapa ini hanya sekadar ingin mengingatkan. Karena kebetulan Ibumu lebih dulu dilahirkan dan telah mengenyam banyak pengalaman, baik manis maupun pahit dari sekolah bernama kehidupan.
Jagalah Pernikahanmu Selayak Engkau Menjaga Auratnu
Mengapa Ibumu ini mengibaratkan pernikahan serupa aurat? Benar sekali, Nduk. Aurat merupakan bagian tubuh manusia paling vital yang harus benar-benar dijaga dengan primpen keberadaannya.
Sesekali kita bisa membiarkan kaki tidak beralas atau membebaskan kepala tidak bertudung. Tapi kita tidak mungkin membiarkan aurat terbuka begitu saja tanpa menutupinya dengan sehelai benang pun. Alangkah amat memalukan jika hal itu sampai terjadi. Bisa jadi kita dianggap sebagai manusia yang telah putus urat sahwatnya.
Begitu juga halnya dengan pernikahan. Jangan sekali-sekali mengumbar kehidupan pribadi keluargamu kepada orang lain. Karena itu sama artinya dengan menelanjangi diri sendiri di depan umum.
Jika Tidak Bisa Menahan Diri, Maka Diamlah!
Jangan pernah jengah jika Ibumu yang tidak seberapa pintar ini kerap mengingatkan kepadamu. Ketika timbul percik api di dalam istana mungilmu, atau salah satu di antara kalian tidak bisa lagi menahan diri, maka diam adalah pilihan terbaik. Jangan menuruti hawa nafsu. Sebab nafsu itu mainan yang paling digemari oleh setan. Nafsu kadang membuat bibir bicara mendahului hati dan pikiran. Nafsu sering kali membawa kita terjerumus ke dalam jurang penyesalan.
Jadi jangan beri kesempatan nafsu menguasaimu. Ingatlah akan satu hal. Menikah itu termasuk ke dalam peristiwa besar yakni Mitsaqan Ghaliza (perjanjian yang kokoh) di mana Allah Swt sendiri turun sebagai saksi atas ijab kabul yang diikrarkan oleh suamimu. Dan para malaikat ikut hadir mengamini.
Jadi sekali lagi, anakku. Jangan main-main dengan pernikahanmu. Jagalah hati, jaga pula perkataan agar Allah senantiasa ridho terhadap setiap langkah yang kau tempuh bersama Imammu.
Saling Menjaga Perasaan Pasangan dan Saling Menghargai
Salah satu kunci kebahagiaan pernikahan adalah saling menjaga perasaan dan saling menghargai. Jika hal tersebut diterapkan, maka segala persoalan yang timbul insya Allah akan mendapat jalan dan dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.