Alkisah, suatu senja seorang musafir berjalan lesu menuju Masjid di mana Rasululullah tengah duduk bertadarus. Usai mengucap salam sang musafir mengeluhkan kesulitannya.
"Wahai, Rasulullah. Saya telah kehabisan bekal. Perut saya seharian ini belum terisi. Saya juga tidak bisa pulang karena tidak memiliki uang untuk menyewa seekor unta."
Rasulullah dengan penuh perhatian mendengar keluhan itu. Tapi sayang saat itu beliau tidak memiliki apa-apa untuk bisa diberikan kepada sang musafir.
"Aku tidak bisa membantumu, Kisanak. Tapi aku bisa menyarankan padamu untuk bertandang ke rumah putriku, Fatimah Az Zahra. Semoga ia bisa memberimu sesuatu."
Musafir itu kemudian meninggalkan Masjid menuju rumah Fatimah Az Zahra sesuai saran Rasulullah.
Ketika sampai di rumah Fatimah, ia disambut dengan ramah. Usai berbasa-basi musafir itu menyampaikan keluhannya sama persis seperti yang disampaikan kepada Rasulullah. Fatimah Az Zahra tercenung sesaat. Sama seperti Ayahandanya, saat itu ia juga sedang tidak memiliki makanan serta uang sepeser pun.
Tapi untunglah kemudian ia teringat sesuatu. Ia masih memiliki kalung hadiah pernikahan dari suaminya, Ali bin Abi Thalib. Maka tanpa ragu-ragu dilepaskannya kalung yang melingkar di lehernya lalu diserahkannya kepada musafir yang datang bertamu itu.
"Wahai Kisanak. Hanya ini barang berharga satu-satunya yang kumiliki. Sekiranya ini bisa membantumu, ambillah. Tukarkan benda ini dengan uang untuk memenuhi kebutuhanmu."
Musafir itu sangat gembira. Ia segera pamit dan kembali menemui Rasulullah untuk menyampaikan kabar bahwa Fatimah Az Zahra telah memberi pertolongan padanya.
Mendengar kabar dari musafir tersebut mata Rasulullah berkaca-kaca. Beliau merasa sangat terharu terseling rasa syukur karena Allah telah menganugerahinya seorang putri yang berhati dermawan.
Kebetulan salah seorang sahabat bernama Ammar bin Yasir--seorang saudagar terpandang, yang saat itu tengah duduk-duduk bersama Rasulullah mendengar kisah mengharukan itu. Ammar lalu bersedia membeli kalung milik Fatimah Az Zahra seharga 20 dinar emas. Ia juga mengajak musafir itu mampir ke rumahnya. Setelah menjamu tamunya dengan makanan, saudagar kaya itu menghadiahkan seekor unta kepada musafir yang tengah dilanda kesulitan itu.