Dunia belahan lain dikejutkan oleh munculnya mahluk asing bertampang aneh---mahluk terburuk di sepanjang kehidupan peradaban manusia. Mahluk itu berwajah mirip ular. Matanya berkilau. Mulutnya lebar. Dan hidungnya---lurus ke depan menyerupai tonggak kayu. Hidung itu pada setiap menitnya selalu memanjang.
Kepala suku dari belahan dunia lain, Ifriz, segera menggelar pertemuan untuk membahas kemunculan mahluk asing itu. Ia mengundang beberapa anak buahnya di sebuah aula besar di bawah tanah, semacam banker.
"Apakah kehadiran mahluk asing itu membahayakan?" salah satu peserta diskusi mengajukan pertanyaan.
"Sepertinya begitu. Perhatikan matanya, sangat culas, mengingatkanku pada mata seekor serigala pemangsa anak-anak. Dan mulutnya...aku yakin, mulut selebar itu hanya digunakan untuk makan, berbicara hal-hal bohong, kotor dan menyebalkan," Ifriz menjawab.
"Bagaimana dengan hidungnya yang setiap menit memanjang?" peserta lain mengacungkan tangan.
"Pernah mendengar kisah Pinokio bukan? Seperti itulah cara kerja hidung mahluk jelek itu. Setiap kali ia berbohong, hidungnya akan melar beberapa senti. Kemudian pada lima menit setelahnya, hidung itu akan mengerut kembali."
"Sungguh mengerikan."
"Lebih tepatnya---memuakkan!"
"Menjijikkan!"
Berbagai kecaman terdengar membuat kepala suku dari dunia lain itu berdiri. Selanjutnya, petinggi yang disegani kawan dan ditakuti lawan itu menjentikkan kedua ujung jari tangannya. Klik! Layar proyektor yang telah disiapkan menyala. Dan wajah mahluk asing tak dikenal itu muncul.
Suasana aula mendadak lengang. Semua mata menyimak gerak-gerik mahluk asing yang terekam oleh kamera. Saat kamera men-zoom wajah mahluk itu, sang mahluk membuka mulutnya lebar-lebar. Terciumlah aroma busuk semirip bau septitank.