Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cerpen | Seragam

Diperbarui: 28 Oktober 2017   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar :Shilhoutte of Lonely Depressive Man Crying in Dark Room / HDFootageStock.com

Aku melonjak gembira ketika Ibu datang dan menyodorkan buntalan kecil di tangannya. Kuhujani ia dengan ciuman.

"Seragam, De. Bukalah."

"Ini sangat bagus, Bu!" mataku takjub begitu bungkusan terbuka. Ah, Ibu, ia tentu telah bersusah payah untuk mendapatkannya. Sudah lama aku mengimpikan seragam ini. 

Sekali lagi kucium pipi Ibu. 

"Cobalah dulu, De. Kalau kebesaran Ibu akan merombaknya sekarang juga," Ibu tersenyum. Aku mengangguk. Segera kulakukan perintah Ibu. Aku berjalan menuju jendela. Menatap pantulan tubuhku pada kacanya yang memburam.

Kutempelkan seragam baru dari Ibu di atas dadaku.

"Pakailah,  De," perintah Ibu sekali lagi. Aku menurut. Kubuka perlahan satu persatu kancing seragam di tanganku. Lalu dengan riang aku mengenakannya. Oh, lihatlah! Betapa tampan dan gagahnya aku. 

Sesaat aku berputar-putar mematut diri.

Ibu mengawasiku dari jauh seraya menyandarkan punggungnya yang renta pada kusen pintu.

"Seragam ini pas sekali, Bu! Ibu tidak perlu merombaknya lagi," aku berseru riang. Ibu tidak menyahut. Hanya mengangguk kecil.

"Jadi kapan Dede bisa memakai seragam ini untuk sekolah, Bu?" aku menatap Ibu dengan pandang penuh harap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline