Mark mendapat undangan jamuan makan malam dari Tuan Jim. Tetangga baru yang rumahnya berada di atas bukit.
Mark terlihat amat antusias dan gembira.
"Mark, kupikir aku harus menemanimu," Lisa memberi tanggapan usai membaca surat undangan yang tergeletak di atas meja.
"Undangan itu hanya untuk satu orang, honey. Sangat tidak sopan jika aku membawamu serta," Mark mengecup pipi Lisa, berharap istrinya itu mau mengerti.
"Mark, boleh-boleh saja kan, aku mengkhawatirkanmu?" Lisa menatap dalam-dalam mata cekung Mark.
"Hanya undangan makan malam biasa, Lisa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Today is Friday the 13th, Mark," Lisa mengingatkan.
"Honey, kukira kau mulai mengidap paraskavedekatriaphopia. Aduh, sulit sekali mengucapkannya," Mark tertawa.
"Ya, kau benar. Aku memang memiliki ketakutan berlebihan terhadap Jumat tanggal 13," Lisa menegaskan. Ia mulai kesal terhadap sikap Mark.
"Percayalah. Tidak akan terjadi apa-apa, honey," Mark menyentuh ujung hidung Lisa, lalu meraih jaket yang tersampir di belakang pintu. Sebentar kemudian ia sudah berada di jalanan.
Di luar udara sangat dingin. Kabut pekat baru saja turun. Mark mempercepat langkah. Ia berharap tidak akan terjebak kabut dan tiba di rumah Tuan Jim tepat waktu.