Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Dongeng | Cindelaras Menggugat

Diperbarui: 29 September 2017   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : kumpulan Tugas Agung/ mohammadagungdhirmawan.blogspot.com

Dewi Sekartaji terdiam ketika putra tunggalnya mengeluh, "Ibu, tidakkah ada tempat yang lebih layak bagi kita selain tinggal di dalam hutan ini?"

Sebenarnya perempuan cantik itu ingin sekali mengatakan sesuatu, lebih tepatnya menceritakan---tapi dirasa waktunya masih kurang tepat. Cindelaras masih belum cukup umur.

Berbeda dengan ayam jantan milik Cindelaras, ia getol memprovakasi tuannya agar rajin bertanya ini itu kepada Ibundanya. Hewan berkaki dua yang sejak kecil kemantil pada Cindelaras itu memang berharap, Dewi Sekartaji segera bertindak, melawan ketidakadilan yang selama ini telah diterimanya.

"Tanyakan sekali lagi pada Ibumu, apakah hutan memang satu-satunya hunian terbaik bagi kalian?" kembali ayam jantan yang bisa bicara itu membujuk.

"Ibu tidak akan mau menjawab," Cindelaras bertopang dagu.

"Wajah tampan rupawan seperti tuanku, tidak pantas berbaur dengan binatang liar. Sungguh suatu pemandangan yang amat kontras."

"Harusnya aku tinggal di mana?"

"Di istana."

"Istana? Tempat macam apa itu?"

"Istana adalah tempat tinggal para raja dan pangeran."

"Raja dan pangeran?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline