Ningsih baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur ketika tiba-tiba telinganya mendengar seseorang mengetuk pintu.
"Siapa, ya?" Ningsih menggeliat sebentar. Sebenarnya ia malas untuk beranjak bangun. Tapi suara ketukan terdengar lagi. Kali ini lebih keras.
Dengan mata berat Ningsih berjalan menuju ruang depan.
Seorang pria setengah umur, bertubuh pendek, mundur beberapa langkah begitu melihatnya menguak daun pintu.
"Maaf saya mengganggu tidur Mbak," pria itu tersenyum. Ningsih menelengkan kepalanya sedikit.
"Ada apa, Pak?"
"Saya mau minta tolong Mbak---untuk merias anak gadis saya."
"Untuk nikahan besok pagi?"
"Tidak Mbak, untuk sekarang. Malam ini juga."
Ningsih mengernyit alis. Hatinya mendadak dongkol.
"Maaf, Pak. Jangan mempermainkan saya. Tidak ada cerita orang punya hajat pada tengah malam," Ningsih berniat menutup pintu. Ia tidak ingin meladeni orang iseng.