Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Novel | Jejak Sang Penari [4]

Diperbarui: 6 Agustus 2017   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

imgrum.org/user/christianwalpole

Kisah sebelumnya Novel | Jejak Sang Penari [3]

Bag. 4- Malam Pertama di Denpasar

Usianya seumuran dengan Papi. Tapi badannya masih kelihatan kekar dan kuat. Kulitnya coklat kehitaman, licin mengkilap. Sebagian rambutnya sudah memutih. Mengingatkanku pada rambut Papi.

"Jansen, apa kabarmu, Nak?" laki-laki bernama Made itu tanpa sungkan memelukku, menepuk perlahan pundakku yang kurus.

"Aku--- sehat," jawabku ragu.

"Bagaimana keadaan Pieter?"

"Papi juga sehat."

Laki-laki itu melepas pelukannya lalu menatapku sejenak.

"Kau siap melacak Ibumu, Nak?"

"Melacak? Maksud  Anda?" aku menatap laki-laki di hadapanku itu dengan pandang tidak mengerti.

"Jangan memanggilku Anda, Jansen. Panggilah aku Bapa...itu terdengar lebih akrab." Laki-laki itu tersenyum. Sederetan giginya yang menguning terlihat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline