Kisah sebelumnya Novel | Jejak Sang Penari [3]
Bag. 4- Malam Pertama di Denpasar
Usianya seumuran dengan Papi. Tapi badannya masih kelihatan kekar dan kuat. Kulitnya coklat kehitaman, licin mengkilap. Sebagian rambutnya sudah memutih. Mengingatkanku pada rambut Papi.
"Jansen, apa kabarmu, Nak?" laki-laki bernama Made itu tanpa sungkan memelukku, menepuk perlahan pundakku yang kurus.
"Aku--- sehat," jawabku ragu.
"Bagaimana keadaan Pieter?"
"Papi juga sehat."
Laki-laki itu melepas pelukannya lalu menatapku sejenak.
"Kau siap melacak Ibumu, Nak?"
"Melacak? Maksud Anda?" aku menatap laki-laki di hadapanku itu dengan pandang tidak mengerti.
"Jangan memanggilku Anda, Jansen. Panggilah aku Bapa...itu terdengar lebih akrab." Laki-laki itu tersenyum. Sederetan giginya yang menguning terlihat.