Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Cerpen | Maaf, Kuambil Kembali Mataku

Diperbarui: 29 April 2017   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.thedarksmile.com

Aroma wangi yang merebak lembut dari parfum yang dikenakannya, membuatku yakin, ia adalah seorang perempun. Meski bibirnya tidak mengeluarkan suara barang satu kata pun, sama sekali tidak mempengaruhi dugaanku, bahwa ia memang seorang perempuan.

Ia selalu datang di setiap akhir Minggu. Saat aku tengah duduk termenung di tepi ranjangku. Aku bisa mendengar langkah kakinya berhenti tepat di sampingku, juga gerakan tangannya saat meletakkan sesuatu di atas meja. Setelah itu ia akan berdiri berlama-lama, mungkin menatapku atau apa, sebelum akhinya ia pergi meninggalkan kamarku.

Selalu begitu. Selalu seperti itu. Dan hal itu terjadi selama hampir  tiga bulan terakhir ini.

“Roy, kau ingin Ibu mengupaskan jeruk ini untukmu?” suara Ibu pengasuh mengagetkanku.

“Tidak, Bu. Terima kasih.”

“Ada apa, Roy? Kamu tampak memikirkan sesuatu.”

“Mm, iya, Bu. Apakah dia---sudah pergi?” aku menggeser dudukku. Memasang telinga baik-baik.

“Dia siapa?”

“Gadis yang selalu datang mengunjungiku di setiap akhir pekan.”

“Bagaimana kamu tahu dia seorang gadis? Bisa saja dia itu Ibu-ibu seperti aku, Roy.” Ibu pengasuh menertawakanku.

“Mata hati tidak pernah berbohong, kan, Bu?” aku tersenyum. Ibu pengasuh terdiam. Tangannya yang lembut menyentuh pundakku. Sesaat kemudian ia pamit meninggalkan ruangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline