Giza memandangi foto-foto yang bertebaran di atas meja. Satu persatu. Foto-foto itu masih sama. Belum berubah. Ada senyum Rani yang manis. Ada kenangan yang sulit terkikis.
Giza memejamkan mata.
Sulit nian melupakan masa lalu, gumam lelaki itu. Saat hati ingin bangkit, kenangan demi kenangan menggugat untuk diungkit.
Geram ia mengepalkan kedua tangannya.
Sesaat melintas wajah lembut Tiara. Memudarkan kisah yang berserak. Membuatnya tertegun beberapa jenak.
"Za, aku datang membawa kotak pandora. Maukah kamu menyimpan semua kenanganmu di dalamnya?" Tiara duduk tepat di hadapannya. Menatap dirinya tak berkedip.
Giza melempar pandang kembali ke arah foto-foto itu. Ragu.
"Kamu pasti bisa, Za," lanjut Tiara memberi semangat. Perempuan itu mengulurkan tangan. Meraih jemari Giza yang masih terkepal. Menangkupnya dalam satu genggaman. Erat.
Senja kian menoreh. Merah.
"Aku ingin melihatmu terlepas dari belenggu masa lalu, Za. Aku mau kamu memulai semua dari awal. Bersamaku," Tiara berkata pelan. Penuh kesungguhan.
Giza masih terdiam.