Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

[100HariMenulisNovelFC](#33) Sang Pelarian

Diperbarui: 28 Mei 2016   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ayugiadore.wordpress.com

Kisah sebelumnya

Ketika kesempatan itu ada, Galuh segera menarik tangan ibu angkatnya. Ia memberi tanda dengan kedipan mata agar sang ibu tidak bertanya apa pun. Tampaknya sang ibu paham dan menurut. Dengan berjingkat keduanya meninggalkan kamar mandi sederhana yang terletak di tengah ladang itu.

Mereka melewati jalan setapak yang terjal. Galuh bertindak sebagai penunjuk arah meski ia sendiri tidak yakin, jalan yang mereka lewati benar apa tidak. Dalam benak gadis itu, yang penting ia dan ibunya bisa meloloskan diri dari para penculik. Itu saja. 

Mereka sudah cukup jauh meninggalkan markas pondok kayu. Jalanan mulai menurun dan semakin sulit. Beberapa kali ibu dan anak itu nyaris terperosok.

Mereka terus saja berjalan tanpa berhenti. Sejauh ini mereka belum menemukan tanda-tanda akan menemukan jalan keluar dari hutan.

Galuh memandang sekeliling. Apakah mereka tersesat? Hati gadis itu mulai was-was.

"Di mana kita?" tanya istri Dokter Marwan ikut cemas. 

"Kita pasti akan menemukan jalan keluar, Mi," Galuh berusaha menenangkan ibunya.

"Tapi Mami sudah lelah," perempuan itu menatap Galuh.

"Iya, Mi. Kita cari tempat istirahat ya," Galuh meraih tangan ibunya dan menggenggamnya erat.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline