Lihat ke Halaman Asli

Lilik Fatimah Azzahra

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

[BulanKolaborasiRTC] Penyair Merindu

Diperbarui: 17 April 2016   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber:itqonmanager.wordpress.com"][/caption]#Bulan Kolaborasi RTC

No.15

Lilik Fatimah Azzahra with Keken Dfsfs

 

Malam berkelindan dengan sunyi. Sesekali ditingkahi desah angin dan nyamuk terbang menguing.

Sementara waktu terus melaju. Tak bisa dihentikan.

Ah, sudah pukul 02.00 dini hari. Lampu temaram di kamar atas masih menyala. Penyair itu masih terjaga. Pada layar laptop di hadapannya jelas terbaca bait-bait puisi tentang kerinduan yang belum dirampungkan.

kemarilah, mendekatlah padaku...lihat, dan dengarkanlah...irama rindu yang kupukul bertalu-talu. Lebih pilu dari gesekan biola orang-orang yang terdahulu.

Selalu begitu. Ia tak pernah bisa menghentikan jemarinya. Juga hatinya untuk mengungkapkan rindu yang mengilu.

ketahuilah, di setiap gesekan dawai-dawai rindu ini ada dentang denting cinta yang semakin menyala.

Ia berhenti sejenak. Membaca ulang bait-bait liris puisinya. Meyakinkan dirinya sendiri. Kapan ia bisa melepas rindu yang membelenggu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline