Salah satu aspek kehidupan Muhammad SAW yang kurang mendapat perhatian serius adalah kepemimpinan beliau dalam bidang bisnis dan entrepreuneurship. Muhammad SAW lebih dikenal sebagai seorang rasul, pemimpin masyarakat atau “negara” dan pemimpin militer. Padahal, sebagian besar hidup kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah seorang pengusaha. Muhammad SAW telah memulai merintis karir dagangnya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau berumur sekitar 37 tahun). Dengan demikian Muhammad SAW telah berprofesi sebagai seorang pedagang selama ±25 tahun ketika beliau menerima wahyu. Agka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama
±23 tahun.
Bahkan aspek bisnis Muhammad SAW ini juga luput dari perhatian kebanyakan orientalis. Mungkin karena dianggap kurang kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan teologis. Sebagian merekajuga sering melancarkan serangan terhadap pribadi Muhammad SAW tetapi jarang sekali yang mengkaji secara mendalam prilaku bisnis beliau.
Kesuksesan Muhammad saw. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya dilandasi oleh 2 pokok, yaitu kepribadian yang amanah dan terpercaya, serta pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Dua hal ini poko pola yang menjadikan nabi Yusuf mampumembangun kesejahteraan masyarakat sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an surat yusuf ayat 55 yang artinya:
“Berkata Yusuf, jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adaah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”.
Kedua hal pokok diatas merupakan pesan moral yang bersifat Universal yang uraiannya sebagai
berikut:
1. Shiddiq, yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam melakukan berbagai macam
transaksi bisnisnya. Larangan berdusta, menipu dan mengurangi takaran timbangan, dan mempermainkan kualitas akan menyebabkan kerugian yang nyata baik di dunia mauoun di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Muthaffifin ayat 1-3 yang berbunyi:
kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
Bagi pebisnis yang jujur, Rasulullah SAW memberikan sebuah kabar gembira sebagaimana dikemukakan dalam sabdanya: