Lihat ke Halaman Asli

IDRIS ELRUMI

PENDIDIK

Sifat Menunda-nunda Waktu Menjauhi Kesuksesan

Diperbarui: 11 Februari 2018   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.myin4link.com

Sukses atau prestasi bukanlah pemberian atau suatu warisan. Suksed adalah kerja keras tanpa lelah yang dimulai dari menebar cita, menyemai, merawat sampai memetik buah kesuksesan. Untuk bisa menyemai sukses dibutuhkan usaha dan tawakal yang tidak mudah, semakin tinggi usaha yang akan di capai maka semakin sulit pula untuk mencapainnya. Dalam hal ini harus dilakukan dengan bekerja keras. Sungguh, sukses dan prestasi bukan hal yang mudah didapatkan.

Persoalannya adalah apakah cita-cita sukses itu bisa ditebar untuk disemaikan serta dirawat sehingga menjadi cita-cita yang berbuah?. Ternyata tidak. Banyak orang yang gagal meraih cita-citanya. Mengapa? Karena cita-cita itu tidak pernah disemaikan untuk dirawat sehingga menjadi cita-cita yang nyata. Ternyata cita-cita itu hanya sebatas cita-cita. Inilah mimpi yang nyata.

Sebenarnya sukses dan prestasi adalah hak siapa saja. Siapapun bisa menjadi orang sukses atau berprestasi. Hanya, umumnya orang-orang gagal pada fase memulai. Mereka umumnya bingung apa yang pertama-tama harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Akibatnya, banyak peluang untuk meraih cita-cita sukses menjadi terabaikan. Akhirnya cita-cita melayang tanpa pernah dimulai.

Jika tidak demikian, umumnya orang srnang menunda-nunda untuk memulai pekerjaan nyata. Padahal sebenarnya penundaan adalah kuburan di mana kesempatan dimakamkan. Secara teknis, apa yang ditunda adalah memulai atau menyelesaikan. Berapa banyak hal yang kita tunda setiap hari? Apapun alasan kita, menunda selagi kita bisa melakukannya sekarang, tidak lebih dan tidak kurang adalah menghambur-hamburkan peluang.

Menjadi penyebab orang gagal memulai atau cenderung menunda-nunda usaha untuk meraih sukses yang dicitakan  yaitu sebab selalu membuat persepsi yang salah, umumnya setiap orang selalu membuat kata-kata terkait dengan apa yang dikerjakan. Ketahuilah bahwa kata-kata itulah yang membentuk persepsi kita. Tanpa disadari, kadang kata yang dibuatnya justru membentuk persepsi yang membebani dirinya. Akibatnya, pekerjaan yang dipersepsikan itu justru menjadi beban berat, sehingga menjadi tidak tuntas. Maka mulailah merintis prestasi sukses dengan membuat kata-kata yang bisa membentuk persepsi positif agar menyenangkan dan tidak terasa beban.

Penyebab menunda-nunda berikutnya adalah merasa berat, kita sering merasa bahwa cita-cita dan tujuan yang akan kita capai terasa berat. Rasanya kita terlalu kewalahan, terlebih jika dilihat kemampuan kita yang dipersepsikan kurang mumpuni, kurang seimbang atau lain sebagainya. Sungguh, ini adalah persepsi diri yang salah. Jika kita serius menjalaninya, tidak ada sesuatu yang sulit jika kita mau melakukannya dengan bersungguh-sungguh. 

Sebab menunda-nunda lainya adalah ragu dengan keberhasilan atau takut gagal, ragu atau takut gagak juga bisa menciptakan penundaan. Selama dirinya merencanakan untuk berusaha, denan memulai ini itu, pada suatu hari kelak, maka ia masih mungkin mencapainnya. Ini jika ternyata ia berhasil memulainnya dan melakukan segala upaya, teyapi jika ternyata prestadinya tidak naik, atau malah turun kemudian ragu akan akan apa yang dilakukannya.

Belajalah tetus dari kegagalan-kegagalan. Hilangkan rasa rahu untuk selalu memulai yang baru. Yakinkan diri kita bahwa gagal bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah.
Penyebab menunda-nunda berikutnya adalah sifat alamiah manusia, secara alamiah kita sebagai manusiaingin menghindari sakit dan meraih kesenangan.jika kita melihat belajar sebagai menyakitkan dan banyak bermain sebagai kesenangan, maka kita cenderung menunda belajar dan memilih untuk bermain. Jika kita seperti itu, maka kita termasuk orang-orang yang gagal.

Rubahlah sifat alamiah yang demikian. Yakinkan pada diri kita bahwa tidak ada prestasi atau kesuksesan yang tanpa susah terlebih dahulu. Jangan pernah menunda karena penundaan adalah kuburan di mana kesempatan dimakamkan. Jika waktu adalah kehidupan, maka penyia-nyian waktu adalah pembunuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline