Lihat ke Halaman Asli

Elfa Edriwati

Mahasiswa Universitas Andalas

Mengenal Malam Bainai, Tradisi Pernikahan Adat Minangkabau

Diperbarui: 22 April 2024   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia dikenal memiliki banyak suku, etnis dan budaya yang melimpah. Tidak heran jika Indonesia memiliki adat istiadat yang menarik dan tentunya hal itu merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus di lestarikan dan dipertahankan. Dalam pernikahan, beberapa daerah di Indonesia memiliki banyak adat istiadat baik sebelum melangsungkan pernikahan maupun sesudahnya. Di daerah Jawa sebelum ijab kabul maka terlebih dahulu melakukan proses siraman. 

Siraman ini dikenal sebagai adat istiadat daerah Jawa yang masih berlangsung hingga sekarang. Siraman adalah proses menyiram mempelai pria dan wanita dengan maksud membersihkan jasmani dan rohani. Proses ini bertujuan untuk sebagai pertolongan, artinya masyarakat mempercayai dengan melalui proses ini maka kedua calon mempelai pria dan wanita akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan.


Tidak hanya didaerah Jawa, didaerah Sumatera terkhusus Sumatera Barat Minang Kabau, juga ada adat-istiadat sebelum pernikahan yang masih diadakan hingga saat ini yaitu malam bainai. Malam bainai merupakan tradisi sebelum pernikahan di Minang Kabau yang diadakan pada malam hari sebelum melalui proses perkawinan.

Malam bainai adalah proses pemasangan inai pada calon anak daro(perempuan) paling banyak sembilan jari oleh keluarga pihak anak daro. Delapan jari dipasangkan oleh perempuan yang sudah menikah seperti etek dan uni yang maknanya agar anak daro dapat mengikuti jejak uni dan eteknya yang terlebih dahulu melalui kehidupan rumah tangga dengan harap anak daro dapat belajar dari kehidupan rumah tangga eteknya agar kehidupan yang dia hadapi lebih harmonis. 

Satu jari dipasangkan oleh perempuan yang masih perawan atau masih single dengan makna agar perempuan tersebut dapat segera memiliki calon marapulai ( calon laki-laki) supaya bisa mengikuti jejak yang sudah menikah. Dan satu jarinya lagi disisakan untuk anak daro, maknanya apapun doa yang dipanjatkan oleh anak daro dapat segera terwujud dan apapun keadaan yang dia hadapi setelah menikah dapat segera diselesaikan.

Ada beberapa tahap berlangsungnya proses malam bainai, diantaranya yaitu:

1. Proses mandi-mandi 

Proses mandi-mandi hampir sama dengan proses siraman adat Jawa, bedanya proses mandi-mandi hanya sekedar percikan air pada anak daro. Air yang digunakan di celupkan daun sitawa sidingin. Para tertua dari keluarga mempelai wanita akan bergantian memercerikan air tersebut kepada pengantin dan orang tua mempelai wanita mendapatkan giliran terakhir. 

2. Diantar menuju pelaminan 

Setelah melewati proses mandi-mandi, anak daro akan diantarkan oleh orang tuanya menuju pelaminan dengan melewati kain jajakan kuning. Setelah dilewati, kain tersebut kain tersebut akan digulung oleh laki-laki saudara wanita yang melambangkan pernikahan dilakukan sekali seumur hidup.

3. Malam Bainai 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline