Menurut BKMG, cuaca panas di Indonesia disebabkan karena adanya fenomena El Nino dan krisis iklim yang sedang terjadi. Kota Surabaya juga merasakan dampaknya, dengan suhu mencapai 36.6°C yang tercatat pada tanggal 13 Januari 2024. Cuaca panas ini menyebabkan keluhan-keluhan fisik seperti kelelahan, pusing, dan dehidrasi. Tapi ternyata, cuaca panas juga bisa mempengaruhi kondisi psikologis kita loh.
Dampak-dampak yang bisa terjadi antara lain adalah meningkatnya rasa stres dan kecemasan, menurunnya kinerja dan produktivitas, mood yang jelek, dan lebih mudah emosi. Sebuah studi menemukan bahwa terdapat peningkatan pada kasus gangguan kesehatan mental sebanyak 24% pada musim panas dibandingkan pada musim dingin. Menurut C. Munro Cullum, seorang neuropsikolog klinis, kita tidak berada dalam kondisi optimal kita ketika sedang merasakan ketidaknyaman.
Jika dilihat melalui teori stres lingkungan, cuaca panas dapat dikatakan sebagai stressor. Stressor merupakan sesuatu yang yang dapat mengancam kesejahteraan seseorang. Ketika menerima stressor, akan terjadi sebuah proses transaksi antara stressor dengan kapasitas individu. Proses interaksi inilah yang akan menghasilkan respon stres yang melibatkan komponen emosional, pikiran, perilaku, dan fisiologis. Ketika stressor dirasa lebih besar dibandingkan kapasitas individu, maka akan timbul stres negatif (distress). Sebaliknya, ketika stressor yang dirasakan sama dengan atau lebih kecil dibandingkan kapasitas individu maka akan memunculkan stres positif (eustress) dan menghasilkan proses adaptasi.
Setiap orang memiliki kapasitas yang berbeda, sehingga diperlukan strategi koping yangs sesuai untuk mengatasi stressor. (Fisher, 1984) membagi strategi koping menjadi dua jenis, yaitu direct action seperti berusaha mencari informasi, penarikan diri, dan melakukan upaya untuk menghentikan stressor. Strategi kedua merupakan paliatif yang merupakan pendekatan-pendekatan psikologis seperti meditasi dan merasinalisasi. Hal ini menjelaskan mengapa bagi sebagian orang, cuaca panas dapat mengganggu aktivitas, sedangkan beberapa orang yang sudah terbiasa dengan cuaca panas dapat menjalankan aktivitasnya dengan normal.
Dapat disimpulkan bahwa cuaca panas merupakan sebuah stressor. Apabila tidak dapat berhasil diatasi individu akan menimbulkan dampak negatif pada psikologis, dan terjadi proses adaptasi ketika stressor berhasil diatasi. Dalam menghadapi stressor individu dapat menerapkan strategi koping. Dengan mengetahui dampak cuaca panas pada psikologis, kita bisa menentukan strategi koping yang sesuai untuk menjaga diri di tengah cuaca panas ini. Hal-hal yang dapat kita lakukan adalah mengkonsumsi air putih lebih banyak, perbanyak konsumsi buah dan sayur, menggunakan pakaian yang longgar dan sejuk, dan beristirahat yang cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H