Lihat ke Halaman Asli

Dampak Ekonomi dan Krisis Kesehatan dari Perang Saudara Sudan

Diperbarui: 9 Oktober 2023   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://tirto.id/

Perang saudara di sudan sudah berlangsung selama 7 tahun, 15 desember 2013 sampai 22 februari 2020, penyebab dari konflik bermula ketika negara di landa kudeta pada tahun 2021, puncak dari memanasnya konflik ini terjadi pada bulan april lalu akibat perebutan kekuasaan dari antara dua faksi utama rezim militer, yakni antara angkatan paramiliter dan angkatan bersenjata. 

Konflik antara angkatan bersenjata dan angkatan paramiliter ini setidaknya sudah menewaskam 185 dan melukai lebih 1.800 orang sejak 15 april lalu, angkatan bersejata di pimpin oleh de facto dan abdel fattah al-burham sedangkan angkatan paramiliter di pimpin oleh mantan panglima perang jendral mohamed hamdan dagalo. 

Perebutan kekuasaan yang terjadi sudah ada sejak sebelum pemberontakan pada tahun 2019 yang menjatuhkan pemimpin diktator Omar Al Bashir. Setelah lengsernya Omar konflik beralih ke pemerintahan sipil. Pada oktober 2021 terjadi kudeta yang membuat tentara kembali berkuasa dan memperparah ekonomi negara. 

Sebagian wilayah menghadapi krisis kelaparan sejak Desember 2013 lalu beberapa kabupaten sudah masuk dalam kategori kelaparan, sejumlah aktivitas panen sudah terhenti dan inflasi mencapai 800 persen pada tahun lalu yang menyebabkan harga inpor pangan tak terjangkau, ujar PBB suatu wilayah dapat di kategorikan terancam wabah kelaparan jika 20 persen rumah tangga mengalami kekurangan pangan.

WHO menyatakan 33 orang telah meninggal sejak terkena wabah kolera, dan hampir 800 orang telah tertular, wabah bermulai dari camp pengungsian yang kotor dan terlalu ramai orang. Dampak ekonomi juga di perburuk karna harga air dan makanan terus meningkat dan pada akhirnya masyarakat kesulitan makan dan kurang memperhatian kebutuhan air bersih, hal ini terjadi bukan karna mereka tidak mau tetapi karna kondisi yang tidak memungkinkan, harga harga pangan yang terus meningkat di tengah konflik.

Konflik ini juga sudah menggangu produksi minyak yang merupakan sumber pengerak  ekonomi utama negara, banyak warga yang bergantung pada pedagang swasta untuk memperoleh air bersih akan tetapi kenaikan harga bbm membuat harga air juga mengalami kenaikan. Kawasan kawasan termiskin mendapatkan dampak yang paling buruk karna sudah tidak mampu untuk membeli air bersih sehingga beralih ke sumber sumber air yang belum terproses seperti dari sungai nil, badan bantuan.

Wabah kolera dan demam berdarah telah di laporkan di sudan timur ketika ribuan orang berlindung dari pertempuran mematikan antara militer negara dan paramiliter.  Terdapan 162 kasus dugaan kolera yang di rawat di rumah sakit provinsi qadarif dan daerah lain di sepanjang perbatasan dengan ethiopia.

https://internasional.republika.co.id/

Sudan di landa kekacauan pada pertengahan bulan april saat ketegangan antar militer dan paramiliter yang kuat meledak menjadi perang terbuka di ibu kota khartoum di wilayah negara afrika timur.

Wabah kolera jarang terjadi di wilayah sudah yang miskin, penyakit ini setidaknya menyebabkan 700 orang meninggal dan sekitar 22.000 orang jatuh sakit dalam waktu kurang dari dua bulan pada tahun 2017 yang merupakan wabah baru di negara ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline