Lihat ke Halaman Asli

Eldo Ananda Putra

Mahasiswa D4 Perhotelan H 2019 STP Trisakti, Awardee Beasiswa Unggulan Kemendikbud

Gonggong, Seafood dari Kepulauan Riau

Diperbarui: 16 Juli 2021   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gonggong. sumber: Tribun Batam

Gonggong adalah salah satu jenis seafood yang menjadi ciri khas dari kepulauan riau. Gonggong memiliki nama latin Laevistrombus canarium ini sangat mudah ditemui di provinsi ini di restoran yang menyajikan seafood. Biasanya, gonggong diproses hanya dengan direbus. Dan biasanya disajikan dengan sambal.

Cara memproses gonggong biasanya direbus pada saat masih hidup dengan cara direbus dengan air yang dicampur dengan garam agar kaki dari gonggong keluar. Jika kakinya keluar akan lebih mudah untuk menyantap seafood ini karna cara mengeluarkannya hanya ditarik. Jika kakinya tidak sepenuhnya keluar, biasanya menggunakan bantuan tusuk gigi agar dapat mengeluarkannya dari cangkang.

Tidak hanya sebagai makanan, cangkang dari gonggong pun biasanya digunakan oleh penduduk setempat sebagai salah satu produk kreasi yang diolah menjadi salah satu cinderamata dan nantinya dijual kewisatawan yang berkunjung. Berbagai jenis kreasi seperti gantungan kunci, menjadi bunga, bros, dan lainnya

Gonggong sendiripun dijadikan provinsi Kepulauan Riau menjadi salah satu ciri khas yaitu dengan cara membuat batik gongong agar dapat memperkenalkan ciri khas mereka ke wisatawan wisatawan baik itu interlokal maupun internasional

bukan tanpa manfaat, gonggong memiliki kandungan gizi yang baik jika di konsumsi oleh tubuh, beberapa sumber menyebutkan gonggong memiliki kandungan omega 3 serta protein yang tinggi. akan tetapi, jika tidak disarankan untuk mengkonsumsinya secara berlebih karena gonggong sendiri memiliki kandungan kolestrol yang tinggi sehingga disarankan hanya mengkonsumsi sebatas wajar.

Menurut tokoh tionghoa di Kepri, menyebutkan bahwa asal usul nama gonggong berasal dari orang hokien yang menemukan siput tersebut dan diberi nama "gong" Dimana dalam bahasa hokien berarti bodoh. Lalu masyarakat sekitar mulai mengkonsumsi siput tersebut dan nama gonggong lah yang dipilih untuk menamai siput tersebut. Sejak saat itu, gonggong berkembang menjadi salah satu seafood yang digemari serta menjadi salah satu makanan ciri khas dari Kepulauan Riau hingga sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline