Desa Selorejo Dau Malang telah merintis sebagai desa wisata sejak 8 tahun yang lalu. Keindahan alam yang ditopang oleh perbukitan, ladang pada kawasan lereng timur gunung kawi merupakan ekstetika alam yang tidak pernah ditemukan di kawasan lain. Hal ini mendorong para wisatawan mengunjungi kawasan desa tersebut. Kehidupan agraris sebagai petani jeruk dan sayuran lainnya adalah kehidupan sosial yang dilakukan secara turun menurun. Hal ini juga menjadi daya tarik ketika desa ini menetapkan dirinya sebagai desa wisata berbasis pada lingkungan alam dan lingkungan sosial perdesaan.
Pada sisi lain desa ini juga mengembangkan kawasan wisata yang berbasis pada kegiatan cinta lingkungan alam. Hal tersebut dilakukan dengan mengemas potensi lahan tepian hutan menjadi wisata perkemahan. Oleh pengelola desa setempat diberi nama Bumi Perkemahan Bedengan Wonorejo lestari. Objek wisata desa ini menjadi menarik karena lahan per hutani yang berbatasan dengan tanah desa didukung oleh aliran air sungai yang terus mengalir menambah suasana bumi perkemahan terasa eksotis. Dalam mengemas kawasan ini pegelola desa telah melakukan pengembangan fasilitas fisik yang berupa pelebaran jalan untuk menuju kawasan, meningkatkan kenyamanan area perkemahan pembangunan MCK, ikon-ikon visual lainnya yang dapat memperkuat citra kawasan. Sekitar 3 tahun yang lalu pengelola desa wisata berupa Bumi Perkemahan Bedengan ini telah melakukan kerja sama dengan LPMM Universitas Negeri Malang, yakni dalam mengembangkan fasilitas fisik fungsional dan fasilitas estetik kawasan. Pengembangan fasilitas fisik dan fungsional tersebut dengan melibatkan para peneliti dan pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat. Dari segi fasilitas estetik berupa perancangan patung elemen estetik kawasan dan ikonik kawasan. Hal tersebut di antara nya dengan menggandeng pelaku penelitian kreatif seni yang dipelopori oleh Pro. Ponimin M.Hum dari Dosen Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra UM. Perancangan produk yang dihasilkan oleh penelitian kreatif tersebut berupa patung ikonik patung jeruk, rancangan gapura menuju kawasan dengan tema alam lokal sebagai ide kreasi. Hal tersebut terus dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Kegiatan kerja kreatif kolaboratif melalui penelitian ini tidak berakhir di situ tetapi berlanjut guna memperluas kawasan serta mendorong kreativitas masyarakat pengelola desa wisata yang perlu dipicu dari gagasan kreatif Dosen UM. Oleh karena itu pada tahun 2024 Prof. Dr Ponimin Mhum dibantu mahasiswa UM melanjutkan rancangan penelitian kreatif dengan menciptakan produk spot foto yang bertemakan lingkungan alam setempat. Penelitian kreatif berupa rancangan spot foto memiliki peran penting dalam menguatkan citra kawasan objek wisata desa. Karena pada era digital banyak masyarakat memanfaatkan momen kunjungannya ke suatu kawasan wisata di unggah di media sosial. Sehingga spot foto hasil rancangan tersebut akan menjadi media promosi dari kawasan tersebut. Spot foto sebagai media promosi dapat membantu pengelola kawasan wisata tersebut melalui promosi hasil foto selfie, foto ria yang dilakukan oleh wisatawan sendiri ketika diunggah di media sosialnya sekaligus menjadi kebanggaan para wisatawan ketika menguji kawasan wisata tersebut.
Penelitian kreatif ini tidak terlepas dari peran mahasiswa seni rupa dalam membantu melakukan kajian-kajian sebelum menetapkan rancangan. Juga dibantu mahasiswa dalam merealisasi rancangan hingga terpasang di suatu kawasan. Pada aspek lain penelitian kreatif ini juga bermanfaat untuk mendorong kreatif mahasiswa dan dosen UM dalam mengimplementasikan pemahaman akademiknya agar ter manfaatkan ke masyarakat pengguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H