Laju masa menyeret semesta dalam durasi tak terhenti,
Jiwa - jiwa lapar yang merayap selimuti dunia tanpa lelah,
Mencari mangsa sesama jiwa yang dianggap lemah,
Persetan dengan empati, kata suci penanda lemahnya hati,
Kata mereka, akulah raja, engkau bukan siapa - siapa,
jika tak berguna untuk kumangsa,
Jiwaku hanya tunduk pada kuasa, ujar mereka dalam beku rasa.
Laju masa yang terus datang bergelombang,
Tak surutkan bara ambisi yang melesat saling berkejar,
Mencipta binasa sementara mereka berpesta pora,
Meminum darah dan memangsa daging sesama.
Laju masa berlalu dalam ketetapan baku,
Meninggalkan definisi manusia yang hanya tinggal raga,
Sementara jiwa tiwikrama menjadi iblis - iblis menyeringai tertawa,
Mereka tahu tapi jelas tak peduli, mereka mengerti tapi itu tak berarti.
Laju masa melesat seolah tanpa henti,
Sampai kapan mereka merasa berkawan waktu,
Padahal ketetapan-Nya adalah kepastian,
Segala yang berawal akan berakhir nanti.
Temanggung, 16 Agustus 2023
Elder_rain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H