Lihat ke Halaman Asli

Uang Kurang, Tak Jadi Kursus Mesin

Diperbarui: 4 April 2017   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13559320931987031795

Mohamad Ali Rindo dengan atau biasa dipanggil rindo racing lahir pada 12 febuari 1982 dilahirkan di kota kudus tepatnya desa puyoh. Awalanya saya berkerja  menjadi tukang tatah di kota ukir jepara pada tahun 2000an. Ekonomi yang sedang mebuat saya untuk berkerja keras demi membantu perekonomian orang tua saya. Waktu itu saya bekerja dan seiring berjalannya waktu saya tertarik pada dunia mesin. Saya mencoba menabung dari jeri payah saya untuk bisa khursus mekanik di yogyakarta. Selama 3 tahun saya berkerja akhirnya saya bisa menyisihkan uang untuk berkhursus mekanik, saya pun mencari informasi tempat khursus yang bagus pada teman saya. Dan akhirnya saya menemukan khursus mekanik di HMTC yogyakarta. Pada pertengahan bulan saya ijin ke majikan saya dengan alasan  keperluan keluarga, alasan itu menjadi antisipasi agar bisa bekerja kembali "kata rindo". Tepatnya bulan agustus saya berangkat dengan menggunakan bus ' maklum belum punya montor' setelah saya sampai di yogyakarta saya menghubungi teman saya yang ada di kota gudeg ini. Esok hari mengajak teman saya rudi untuk mengantarkan saya ke tempat khursus. HMTC tepatnya di jl.palangtritis km 4 lumanyan jauh dari kediaman teman saya yang berada di nologaten. Sesampai di HMTC saya masuk dan bertanya kepada adminitrasinya dengan berwajah riang, mas berapa ya kalau daftar khursus di sini? dengan senang hati orang tersebut memberikan lampiran paket. Sehabis saya diberi daftar, saya pun bergegas keluar dari ruangan karena teman saya  ada sedikit urusan. Sepulang dari perjalanan menuju ke diaman teman, saya membaca rincian paket yang tertera di buku  yang di berikan petugas khursus . Paket yang ada paling murah ternyata 5jt dalam hati saya " ya aku cuma punya uang 3jt saja". Setelah saya bermalam di teman saya, pagi harinya saya pamit pulang pada teman saya. Akhirnya saya kembali lagi berkerja di jepara agar dapat mengumpulkan uang lagi. Berjalan selama 2 tahun saya pun kembali lagi ke kota gudeg yogyakarta. Tanpa merepotkan teman saya langsung mencari angkutan yang bertujuan ke HMTC. Dengan muka yang riang membawa uang 5jt saya bertanya lagi, mas mau daftar khursus dengan senang petugas memberikan formulir pendaftaran. Setelah saya selesai mengisi dan melengkapi syarat-syarat yang ada saya membaca pendaftaran naik menjadi Rp 6500.000 . Dengan waktu bersamaan saya keluar dan kaget melihat kenaikan adminitrasi tersebut. “Malang benar nasib saya ingin  khursus aja ada cobaannya”. Dengan tekat, uang buat pendaftaran  saya buat biaya hidup dan mencari pekerjaan di kota gudeg ini yang penuh kekecewaan. 1 bulan kemudian saya mendapatkan perkejaan ikut bengkel PUKA 22 didekat Stadion Mandala Krida. Selama 3 tahun saya belajar bengkel sepeda montor dan lumanyan menguasai ilmu yang ada disana. Saya pun  pulang ke kampung halaman di kota kudus. Pada awalnya saya merangkai mesin balap buat drag bike bebek 200cc dengan mengunakan sepeda motor Jupiter dengan dana ya bisa dibilang sedikit. Mulai disinilah saya beranjak menjadi bengkel balap. Dengan menyusung pembalap asal kota kudus juga bernama Ito atau sekarang terkenal dengan sebutan “Niko” yang memperkuat team saya. Kemudian baru membangun motor motor lain seperti kuda besi 115cc yang selalu menempati urutan 3 besar di kejuaran drag bike dengan time terbaik 8,555 dengan time Dhog rindho racing pada drag bike di kota pekalongan desember 2012 ini. Kita bisa belajar dari kisah ini yang mengangkat nilai social, kesederhanaan bukan menjadi halangan untuk menuju sukses.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline