Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keluarga adalah institusi sosial yang pertama dan utama bagi kehidupan anak, dimana anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama anggota keluarganya dari pada dengan institusi sosial lainnya. Anggota keluarga dipahami sebagai orang yang paling berarti dalam kehidupan anak selama proses perkembangan dan pembentukan kepribadian. Keluarga memiliki pengaruh yang jauh dan besar terhadap tumbuh kembang anak melebihi institusi sosial lainnya (dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, agama, dll). Pengaruh keluarga pada perkembangan dan pembentukan kepribadian anak berdampak pada, (i) apabila anak hidup dalam permusuhan, maka dia akan belajar berkelahi, (ii) bila anak hidup dalam ketakutan, maka dia akan jadi penakut, (iii) bila anak hidup dikasihani, maka dia akan mengasihi dirinya, dll.

Selanjutnya terhadap pola asuh orang tua terhadap anak diartikan sebagai pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pada dasarnya pola asuh yang diterapkan oleh tiap-tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Berkaitan dengan pola asuh ini terdapat tiga macam pola asuh orang tua, yaitu otoriter, permisif dan autoritatif.

Pola asuh otoritatif diartikan sebagai bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orang tua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Dimana orang tua bersikap tegas, suka menghukum dan cenderung mengekang keinginan anak. Hal ini yang dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu dan mudah gugup. Oleh karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal. Pola asuh permisif diartikan sebagai bentuk pengasuhan di mana orang tua memberi kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orang tua. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan apabila anak sedang dalam bahaya, dan sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang tua. Namun, orang tua dalam pola pengasuhan seperti ini biasanya bersifat hangat, sehingga sering kali disukai oleh anak.

Sementara itu pola asuh autoritatif diartikan sebagai pola pengasuhan orang tua yang dicirikan dengan adanya hak dan kewajiban orang tua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin. Pola asuh ini adalah pola asuh yang baik dan cocok untuk diterapkan para orang tua kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan dengan teknik pola asuhan ini nantinya akan menjadi anak yang yang hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orang tua, menghargai dan menghormati orang tua, tidak mudah stress dan depresi dan berprestasi baik.

Dari sini dapat dimengerti bahwa tumbuh kembang kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh cara orang tua dalam pengasuhannya. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai orang tua hendaknya bijak dalam memberikan pola pengasuhan terhadap anak, agar anak nantinya tumbuh menjadi pribadi anak dewasa, terbuka terhadap orang tua dan cerdas.

Sumber: Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline