Lihat ke Halaman Asli

Rasa

Diperbarui: 25 Maret 2016   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lelah sebenarnya
Tapi semua mengalir begitu saja
Merangkai kata tak berdaya
Menunjukkan hal yg sungguh bermakna

Entah ini telah jadi malam yg kesekian
Hanya berujung kembali pada penantian
Bahkan tak tahu untuk apa dinantikan
Tapi tetap menunggu walau menyakitkan

Kita tak buta arah
Hanya enggan melangkah

Waktu terus berjalan
Namun kita masih saja enggan
Keyakinan bukan tujuan
Hanya saling menjaga perasaan

Sejauh aku mengenal kamu
Sekuat apa pun kamu
Aku tahu akan sampai di mana ujungnya
Sebuah batasan kita yg terlampau sama

Bicara tentang melakukan kerelaan
Hingga berbusa akan cerita kepasrahan
Menuntut sesuatu untuk dilepaskan
Menjadikan pihak melakan kejahatan

Bukan tentang keterpaksaan
Tapi lebih jauh akan sebuah keharusan

Kita merakit sebuah bom waktu bersama
Tak perlu menjadikan siapa harus menanggungnya
Menjadi dua peran utama serba tahu
Memiliki pilihan kapan untuk memicu
Pemegang kendali dalam segala situasi
Namun rancu dalam berbagai kondisi

Kamu bisa anggap aku kembali
Usaha melegakan meski terasa nyeri
Namun kamu harus tahu tak akan terjadi
Aku tak akan bisa membohongi diri

"Ketika surya tenggelam
Bersama kisah yang tak terungkapkan
Mungkin bukan waktunya
Berbagi pada nestapa
Atau mungkin kita yang tidak kunjung siap

Kita pernah mencoba berjuang
Berjuang terlepas dari kehampaan ini
Meski hanyalah dua cinta
Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline