Kasus ditangkapnya Muhammad Rizek Shihab (MRS) di Arab Saudi, secara tidak langsung akan mengakhiri polemik bendera Hitam bertuliskan kalimat Tauhid sebagai bendera Tauhid atau bendera HTI.
Beberapa bulan terakhir ini, bendera hitam telah membawa polemik di Indonesia, puncaknya pembakaran bendera oleh anggota Banser NU , pada hari Santri Nasional, di jawa Barat beberapa waktu yang lalu.
Saya mencatat beberapa peristiwa yang terjadi yang berhubungan dengan bendera ini, yang mengandung potensi memecah belah masyarakat Indonesia.
Ustad Abdul Somad tiba-tiba membatalkan semua acara di Jawa Tengah dan sebagian di Jawa Timur, dengan alasan adanya terror oleh sekelompok orang. Padahal penolakan-penolakan terhadap UAS karena acara dakwahnya diduga ditunggangi oleh HTI. Setiap kali UAS hadir ke suatu daerah, pasti di daerah sekitar acara berkibar bendera hitam dan putih seperti logonya HTI.
Pembatalan UAS yang diungkapkan di media sosialnya benar-benar membawa kemarahan Ustad-ustad yang selama ini kita ketahui sebagai ustad-ustad yang berseberangan dengan pemerintah. Seperti Gus Nur atau Nur Sugik Raharja, Tengku Zulkarnaen, Felix Siauw dan lain-lain.
Puncaknya pembakaran bendera hitam oleh anggota Banser NU, ulama2 ekstreem Kanan ini malah makin nekad dan sengaja membawa-bawa bendera Hitam itu kemana-mana.
Mulai dari Nur Sugik (Gus Nur) , membuat video yang isinya mengecam pembakar Bendera Hitam dan tidak lupa diatas kepalanya mengenakan topi berwarna hitam yang berlafaskan kalimat Tauhid : La Illaha Illallah. Seperti biasanya, ungkapan-ungkapan cacian dan sumpah serapah keluar dari mulutnya untuk mengecam tindakan Banser NU yang membakar bendera bewarna hitam.
Felix Siauw bahkan berani menampilkan kembali video-video HTI, saat acara di sebuah tempat tertentu dan membentangkan bendera hitam berukuran raksasa dengan bertuliskan kalimat Tauhid. Beberapa kali juga mengupload dirinya di Instagram, Tweeter dan Youtube yang mengagung-agungkan bendera hitam itu sebagai bendera Rassullullah.
Tengku Zulkarnaen, yang punya jabatan Wasekjen MUI, lebih berani lagi dengan membawa dan mengibar-ngibarkan bendera hitam seperti bendera HTI itu kedalam sebuah acara di Mesjid di Sumatera Barat. Bahkan Foto dirinya saat acara di Mesjid sambil mengibarkan bendera hitam di upload sendiri ditweeternya. Entah apa yang diucapkan saat mengayun-ngayunkan bendera hitam itu di dalam Mesjid.
Beberapa kali kita melihat juga, demo besar-besaran di Jakarta, Kalimantan Timur dengan aksi bela Tauhid, sambil membawa ratusan bendera hitam. Bahkan di Kalimantan Timur bendera hitam sempat dikibarkan di tiang bendera kantor Gubernur dan di Poso di gedung wakil rakyat DPRD. Gubernur Kalimantan-pun tidak bisa berbuat apa-apa dan menganggap bendera hitam itu benar-benar bendera Tauhid, bendera seluruh Umat Islam.
Beberapa kali ulama-ulama NU menjelaskan kepada masyarakat, bahwa bendera hitam itu bukan bendera Tauhid tetapi bendera HTI