SECARA mengagetkan, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono mengeluarkan pernyataan melalui cuitan akun twitter pribadinya, beberapa waktu lalu. Menurutnya, belum ada tokoh kuat yang mampu menyaingi Anies Baswedan apabila Pilgub DKI digelar pada tahun 2022, kecuali Gibran Rakabuming Raka.
Cukup mengagetkan, bukan? Sebab, sejauh ini yang digadang-gadang bakal menjadi saingan berat Anies adalah Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini. Mantan Wali Kota Surabaya itu memiliki seabreg modal. Baik elektabilitas, dukungan partai, maupun pengalaman di pemerintahan.
Tapi, menjadi hak Arief Poyuono mengeluarkan pendapat. Lagipula pemilihan kepala daerah serentak masih dihadapkan pada dua opsi terkait waktu pelaksanaannya, yakni pada tahun 2022 atau 2024. DPR RI sejauh ini masih membahas dua opsi pelaksanaan Pilkada tersebut melalui revisi Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Diketahui, UU tersebut masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas) prioritas 2021 yang akan dibahas DPR.
Apabila Pilkada serentak dilaksanakan pada tahun 2022 dan 2023, Anies Baswedan sebagai petahana mempunyai modal besar untuk kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI 2022. Bisa dipastikan posisi mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini akan begitu kuat berhadapan dengan siapapun lawannya.
Sejauh ini penulis berpikir, lawan berat Anies baru merujuk pada satu nama. Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma. Seperti telah disinggung, sosok yang satu ini bukan nama asing dalam percaturan politik tanah air. Sewaktu menjabat Wali Kota Surabaya, Risma menuai banyak prestasi, sehingga membuat namanya harum.
Karena dianggap sukses menjalankan tugasnya sebagai Wali Kota, Presiden Jokowi memberinya jabatan Mensos. Dengan begitu, otomatis panggung politik wanita kelahiran Kediri, 20 Mei 1961 tersebut terjaga. Bahkan, beberapa waktu belakangan, mampu menyedot perhatian penduduk Kota Jakarta lewat gebrakan dan aksi blusukannya.
Dengan alasan ini, Risma digadang-gadang bakal mampu menjungkalkan hegemoni Anies di ibu kota. Jadi, menurut penulis, Risma lah yang bakal mampu menyaingi atau menjadi lawan kuat pada Pilgub DKI Jakarta dimaksud.
Namun begitu, pernyataan Arief Poyuono pun bisa juga benar. Gibran bisa menjadi pesaing kuat Anies, karena status ayahnya, Jokowi. Sebagai orang terkuat di tanah air, apapun bisa dilakukan Jokowi demi mendongkrak popularitas dan elektabilitas Gibran.
Lihat saja waktu Pilkada Kota Solo. Meski minim pengalaman politik, Gibran mampu melenggang mulus menuju takhta Solo 1. Tidak ada satupun kader-kader dari partai politik lain untuk melawannya.
Meski demikian, Jakarta jelas beda dengan Solo. Selain konstelasi politiknya jauh lebih berat, lawan yang bakal dihadapi adalah orang yang jauh lebih unggul dibanding Gibran. Baik dari segi pengalaman berpolitik, intelektualitas, dan senioritas.
Jadi, bila mengacu pada rasa percaya diri Arief Poyuono, bisa saja Gibran menjadi satu-satunya lawan kuat Anies, namun dengan catatan. Dan, catatan ini juga tidak gampang direalisasikan.