Lihat ke Halaman Asli

Ambyar, Pandji "KO" Saat Tamrin Tomagola "Serang Balik"?

Diperbarui: 23 Januari 2021   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fin.co.id


SEBELUM membahas lebih jauh tentang isi judul di atas, ada baiknya kita mengingatkan siapa Tamrin Tomagola. Dia adalah seorang sosiolog dari Universitas Indonesia. Namanya sempat viral beberapa waktu lalu, kala perisitiwa penyiraman air minum (diduga teh) oleh mantan Sekum FPI, Munarman beredar luas (kembali) di media sosial. 

Setelah itu nama Tamrim Tomagola kembali tenggelam. Hanya Munarman yang terus-terusan menjadi pusat perhatian publik. Sebab, dia terus menjadi sorotan seiring tindak-tanduknya dalam membela ormas Islam yang dinaunginya. Front Pembela Islam (FPI). 

Adalah komika tenar Pandji Pragiwaksono yang mengingatkan kembali publik terhadap sosok Tamrin Tomagola. Gara-garanya sang stand up comedy-an mengutip pernyataan sang sosiolog pada program wawancara dirinya dengan dua mantan anggota FPI. Dan, videonya beredar luas. 

Menurut Pandji, sang sosiolog Tamrin Tomagola pernah mengatakan bahwa FPI adalah ormas yang terbuka bagi masyarakat. Ulamanya selalu ada saat warga membutuhkan. Sedangkan ormas islam lainnya, NU dan Muhammadiyah justeru jauh. Karena menganggap dirinya sebagai salah satu kelompok elite. 

Perbandingan yang menurut saya tidak aple to aple ini yang mengakibatkan Pandji dijadikan bulan-bulanan publik dan warganet. Cibiran, cacian dan sindiran keras tampaknya menjadi sarapan pagi Pandji setelah peristiwa tersebut. 

Menjadi hak Pandji untuk memihak FPI dan memujinya setinggi langit. Bebas. Toh, ini negara demokrasi. Namun, dia lupa bahwa apa yang dia sampaikan tentang kebaikan FPI serta "menjelekan" NU dan Muhammadiyah tersebut waktunya tidak tepat dan tidak relevan. Dia tidak mau membuka diri terhadap apa yang terjadi di lapangan. 

Pertama, kutipan yang disampaikan Pandji telah basi. Pernyataan Tamrin tersebut menurutnya terjadi pada tahun 2012 lalu. Atau kurang lebih sembilan tahun lalu. Sedangkan hari ini telah sama-sama kita ketahui ormas islam dimaksud telah dibubarkan. Bahkan, dianggap sebagai organisasi terlarang. 

Pembubaran FPI oleh pemerintah tentu tidak sembarang. Ada hal-hal atau fakta yang menguatkan. Misal, kerap terlibat dalam aksi radikal, sweeping yang disertai kekerasan, merongrong kedaulatan pemerintah dan intoleran. Semua itu kerap membuat gaduh bangsa dan negara. 

Kedua, Pandji seolah enggan atau mungkin sengaja "menyembunyikan" fakta demi kepentingan dia dan kelompok FPI. Jika dia mau objektif, harusnya paham bahwa sumbangsih NU dan Muhammadiyah terhadap bangsa dan negara jauh lebih besar dibanding ormas islam besutan Habib Rizieq Shihab tersebut. 

Usia dua ormas islam besar yang telah uzur bila diibaratkan manusia, pastinya terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan RI. Lalu, dalam konteks pendidikan dan kesehatan, NU dan Muhammadiyah lagi-lagi jauh lebih unggul. 

Kita tahu, dan Pandji tidak usah menutup mata. Begitu banyak lembaga pendidikan dan kesehatan yang dua ormas islam besar ini bangun demi kesejahteraan dan kebaikan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline