SEBAGAI calon pengganti Kapolri Jendral Pol Idham Azis yang sebentar lagi pensiun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengajukan calon tunggal Kapolri baru ke DPR RI. Nama calon dimaksud adalah Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
Penunjukan Komjen Listyo ini begitu diapresiasi oleh sejumlah kalangan di tanah air, mengingat kepercayaan atau agama yang dianut calon Kapolri baru ini adalah agama minoritas. Dengan begitu, Presiden Jokowi dinilai lebih menempatkan profesionalisme kerja di atas segalanya.
Tidak dipungkiri, sejak menjabat Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo telah mencetak beragam prestasi. Salah satu yang fenomenal tentu saja menangkap buronan kelas kakap. Djoko Tjandra.
Namun, begitu ada saja pihak-pihak yang tidak setuju atas putusan Presiden Jokowi ini. Dalihnya, jabatan Kapolri biasanya dipimpin oleh sosok yang beragama Islam.
Nah, karena ada sekelompok orang yang mempermasalahkan status kepercayaan yang dianut Komjen Listyo ini pula, dipercaya proses persetujuan anggota parlemen Senayan Jakarta tidak akan berjalan mulus. Partai oposisi diduga kuat akan berusaha menjegalnya.
Partai oposisi yang terdiri dari PKS, PAN dan Demokrat sepertinya akan mencoba meraih simpati dari kelompok yang tidak setuju terhadap pencalonan Komjen Pol Listyo. Namun begitu, penulis rasa suara mereka tidak akan banyak berpengaruh. Pasalnya, jumlah kursi atau suara mereka kalah jauh dari partai pendukung pemerintah.
Sebagaimana diketahui, dari sembilan partai politik yang lolos parliamentary threshold hasil pemilu 2019 lalu, enam diantaranya adalah partai koalisi pemerintah. Mereka adalah PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, dan PPP.
Jika ditotalkan, jumlah kursi atau suara dari keenam partai politik tersebut adalah 427 atau mencapai 74 persen lebih. Sedangkan jumlah suara atau kursi dari tiga partai oposisi hanya 148 atau kisaran 25 persen lebih.
Dengan begitu, sekalipun proses persetujuan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo berjalan alot dan terpaksa dilaksanakan voting, maka di atas kertas kubu oposisi tidak akan mampu membendungnya. Mereka jelas kalah telah dalam perolehan suara.
Merujuk pada hitung-hitungan di atas, sudah hampir bisa dipastikan bahwa Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo akan menjadi Kapolri baru, menggantikan Jendral Pol Idham Aziz.
Memperkuat hitung-hitungan di atas, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, bahkan memprediksi, seluruh fraksi yang berada di parlemen pada akhirnya akan menyetujuinya. Meski, di awal akan coba menunjukan sikap asal beda.