Lihat ke Halaman Asli

Setelah FPI, Giliran Warga Malaysia "Obok-obok" Pemerintah Indonesia

Diperbarui: 28 Desember 2020   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikiran Rakyat.com

SetelahHAMPIR dua bulan terakhir, tenaga dan pikiran pemerintah dan publik dikuras oleh segala hal peristiwa yang berkaitan dengan Front Pembela Islam dan Habib Rizieq Shihab sebagai pimpinannya. Bahkan, konon katanya perseteruan antara kedua pihak ini mengundang perhatian negara lain. 

Setidaknya hal tersebut sempat dilontarkan Munarman Pasca kedatangan salah seorang Warga Jerman yang katanya diplomat. Dalam kesempatan jumpa pers, Sekretaris Umum (Sekum) FPI tersebut menyatakan bahwa tewasnya enam laskar pengawal Habib Rizieq tersebut menyedot perhatian dunia. Diduga telah terjadi pelanggaran HAM berat. 

Perseteruan antara pemerintah dan FPI sendiri terjadi sejak Habib Rizieq kembali ke tanah air pada Rabu (10/11). Pentolan FPI itu langsung menggelar beberapa acara yang mengundang kerumunan massa dengan jumlah banyak. Jelas, di masa pandemi Covid-19, kerumunan tersebut telah menyalahi aturan pemerintah soal protokol kesehatan. 

Meski demikian, Habib Rizieq dan kelompoknya seolah tak peduli. Mereka terus berkerumun. Pasca penjemputan di Bandara Soeta, ada beberapa kegiatan lagi. Misal, acara pernikahan putri sang habib, peringatan maulid Nabi Muhamad dan peletakan batu pertama Markaz Syariah Pesantren Alam Agro kultural di Megamendung, Bogor. 

Bahkan, Habib Rizieq, FPI dan kelompok Islam yang tergabung dalam PA 212 rencananya akan menggelar reuni akbar di Monas, Jakarta. Beruntung pemerintah tak lagi tinggal diam. Mereka langsung bertindak tegas. 

Pangdam Jaya, Mayjend Dudung Abdurachman langsung memerintahkan anak buahnya mencopoti spanduk dan baliho Rizieq. Kemudian, Polda Metro Jaya juga memperlihatkan taringnya. 

Dalam hal ini, Polda Metro langsung memanggil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Habib Rizieq untuk dimintai keterangan. Sayang hanya Anies yang memenuhi panggilan. Sedangkan Rizieq mangkir dengan dalih sakit. 

Polda Metro tak menyerah. Mereka kembali memanggil Habib Rizieq dan kemudian menetapkan Imam Besar FPI itu sebagai tersangka. 

Merasa dirinya sudah tersangka dan akan ditangkap bila tidak menghadiri panggilan, akhirnya Habib Rizieq pun datang ke Polda Metro. Pasca menghadapi serangkaian pemeriksaan, dia pun ditahan. 

Pendukung Habib Rizieq tak tinggal diam. Mereka melakukan aksi massa di beberapa daerah untuk menuntut pimpinannya segera dibebaskan. Aksi massa berlanjut di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2020. Aksi ini kemudian dikenal dengan istilah aksi 1812. 

Bukan hanya itu, pengikut Rizieq juga berulah di media sosial. Ada yang menyebar ujaran kebencian, hingga melakukan ancaman. Namun demikian, seluruh upaya pendukung Habib Rizieq ini mampu dimentahkan aparat keamanan. Tidak ada satu pun rencana dan aksi mereka berhasil. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline