Lihat ke Halaman Asli

FPI Klaim Tangkap Anggota BIN, "Counter Atack" Ferdinand Menohok

Diperbarui: 20 Desember 2020   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Schreensot chanel youtube inspiratif.com


BARU-BARU ini Front Pembela Islam (FPI) mengklaim bahwa beberapa orang anggotanya telah berhasil menangkap tiga orang anggota Badan Intelejen Negara (BIN) sebelum terjadinya penembakan enam laskar organisasi tersebut di Jalan Tol Jakarta Cikampek KM 50, Senin (7/12). Informasi yang beritanya telah menyebar di laman media sosial maupun media massa ini sangat mengagetkan. Masa iya, anggota rahasia ini dapat dengan mudah dikenali identitasnya. 

Penasaran dengan informasi tersebut, penulis coba berselancar di chanel youtube. Ditemukanlah chanel Inspiratif.com saduran dari TEMPO. Dalam chanel ini dipertontonkan tiga pria tengah digeledah barang bawaannya. Tampak dalam chanel tersebut, beberapa anggota FPI mengeluarkan satu per satu barang bawaan dari yang diduga anggota BIN dimaksud. 

Diantara barang-barang tidak ada satu barang pun yang mengindikasikan mereka adalah anggota BIN. Sekalipun ada hanya ada kartu pers. Artinya, ketiga orang tersebut adalah sebenarnya wartawan. 

Tapi, tidak halnya dengan narasi yang ada dalam unggahan video ekslusif milik TEMPO dimaksud. Setelah diperiksa, ditemukan sejumlah fakta dalam isi ponselnya, mereka adalah anggota BIN yang tengah mengintai gerak-gerik pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS). Konon, dalam ponsel itu ditemukan sandi operasi BIN bernama "Delima". 

Percaya? Jujur rasanya sulit dipercaya jika mereka benar-benar anggota BIN. Sebagai anggota intelejen apalagi ini milik negara, pastinya operasi yang dilakukan akan sangat senyap dan rapih. Tidak akan sembarang orang bisa mengetahuinya. Karena memang yang bisa dijadikan anggota BIN benar-benar orang terlatih dan pilihan. Jadi, kecil kemungkinan bertindak ceroboh. 

Dan, masih dalam unggahan video tersebut, pihak TEMPO.co telah mengkonfirmasi kebenarannya kepada BIN langsung. Jawabannya adalah informasi tersebut adalah berita bohong alias Hoax. 

Namun, informasi ini kadung diberitakan atau disebarluaskan pihak TEMPO. Alih-alih mendapat pujian, media terkenal tanah air ini malah mendapat cibiran sejumlah kalangan. 

Dalam hal ini TEMPO dianggap anti pemerintah dan pro FPI. Sebab, bagaimana bisa media massa sebesar itu percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan pihak FPI lewat video dimaksud. 

Padahal, selama ini organisasi tersebut kerap menyampaikan narasi-narasi yang belum tentu benar. Sebagai contoh, salah seorang petingginya sempat berkoar bahwa FPI tidak pernah menggunakan senjata dan tidak dipersenjatai. Namun, jejak digital dan aksi massa 1812 baru lalu justru mengatakan sebaliknya. 

TEMPO punya maksud lain? penulis kira sudah pasti. Hanya, jika maksudnya untuk menggiring opini bahwa pihak pemerintah salah masih memerlukan pendalaman lebih lanjut. Maksud yang hampir pasti kebenarannya adalah media ini ingin meraih pangsa pembaca lebih besar. Terlebih, informasi yang didapatkannya ini ekslusif. 

Sangat disayangkan, bila media sebesar TEMPO masih mencari-cari sensasi. Semestinya media besar seperti TEMPO lebih mengedepankan prinsip cover both side. Artinya, bentuk tanggung jawab yang tepat dari media, terkait dengan pemberitaan yang disebar. Pertanggungjawaban ini lebih merujuk pada substansi informasi, yang menuntut adanya keseimbangan antar para pihak yang berkepentingan dalam substansi tersebut. Dan, tidak menyudutkan salah satu pihak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline