SEBAGAI seorang pekerja atau karyawan di sebuah perusahaan swasta atau negeri, pasti salah satu sasaran atau target yang ingin kita kejar adalah pengembangan karir, bukan?
Wajar, karena apalah namanya jika seorang pekerja atau karyawan sama sekali tidak memiliki keinginan hidupnya lebih baik. Ya, dengan peningkatan karir, sudah pasti akan berbanding lurus dengan pendapatan.
Hanya saja, dalam meningkatkan karir tersebut tentu tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama. Pasalnya tak sedikit syarat yang harus dipenuhi demi mampu mengejar cita dalam peningkatan karir dimaksud.
Selain kita harus mempersiapkan skill atau kemampuan, etos kerja sesuai dengan parameter tempat bekerja juga harus mampu berbaur atau menjalin kerjasama dan menjaga harmonisasi dengan sesama rekan kerja yang lain.
Kenapa kita harus bisa menjalin kondusifitas kerja?
Masalahnya, hampir di tiap perusahaan atau tempat kerja lainnya, ada saja rekan kerja yang selalu membuat energi positif kita terkuras karena sikapnya yang kurang menyenangkan.
Rekan kerja yang kurang menyenangkan itu, biasanya juga kerap kali atau umumnya suka merugikan rekan kerja lainnya. Dalam ilmu psikolog, orang seperti ini istilahnya disebut toxic people.
Macam orang atau karyawan yang tergolong toxic people biasanya senang mengeluh, senang membuat gosip, menunda-nunda pekerjaan, dan sombong.
Sudah bisa dipastikan jika kita memiliki rekan kerja seperti ini, diakui atau tidak, sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak langsung akan dan bisa mengganggu pikiran kita saat bekerja.
Untuk itu, jika kita ingin fokus pada target pengembangan karir, selain persiapkan diri kita dengan bekal kemampuan yang memadai, karakter yang kuat, amanah juga hindari konflik dengan orang yang bersifat toxic.
Bagaimana caranya?
Guna menghindari drama saat berinteraksi dengan seseorang yang toxic tentu saja minimalisir terjadinya konflik dengan mereka. Kita juga harus banyak berlatih agar tidak mudah terpancing emosi, dan selalu usahakan bergaul dengan rekan kerja yang lebih produktif.