Lihat ke Halaman Asli

New Normal dan Pentingnya Kesadaran Publik

Diperbarui: 8 Juni 2020   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SuaraJogja

MEWABAHNYA pandemi virus corona atau covid-19 di tanah air sudah lebih dari tiga bulan lamanya.

Begitu banyak hal yang dirugikan oleh masifnya penyebaran virus asal Wuhan, China tersebut. Tak hanya merugikan sektor kesehatan dan keselamatan warga masyarakat, melainkan juga sektor lainnya. Yang paling parah terdampak tentu saja sektor ekonomi.

Telah cukup banyak upaya pemerintah guna memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona ini, hingga akhirnya berujung pada kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB). Kebijakan ini dipandang pemerintah sebagai regulasi yang paling pas diterapkan di tanah air, dibanding dengan tuntutan lockdown atau penguncian wilayah.

Namun nyatanya setelah sekian lama diberlakukan di beberapa wilayah di tanah air, kebijakan yang dianggap paling pas ini belum benar-benar menuai hasil menggembirakan.

Soalnya masih banyak ditemukan kasus-kasus baru di beberapa wilayah. Salah satu yang paling banyak adalah Provinsi Jawa Timur. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, meningkatnya jumlah kasus di wilayah yang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawangsa ini mampu melebihi jumlah kasus di DKI Jakarta yang sebelumnya merupakan episentrum penyebaran virus corona di tanah air.

Pertanyaannya, apakah PSBB telah gagal?

Dalam pandangan penulis, boleh jadi PSBB tidak bisa dikatakan gagal sepenuhnya. Mengingat di beberapa daerah termasuk Sumedang bisa dikatakan berhasil. Terbukti sudah dalam beberapa waktu ini selalu nihil kasus. 

Itu sebabnya Sumedang percaya diri ketika menatap new normal atau istilah pemerintah Sumedang menyebutnya adaftasi kehidupan baru (AKB).

Artinya, jika di sana-sini masih ditemukan banyak kasus, penulis rasa bukan masalah regulasinya yang salah. Melainkan kesadaran dalam penerapannya yang masih perlu banyak perbaikan.

Kesadaran di sini tentu bukan hanya menyangkut masyarakat sipil biasa tapi termasuk para pelaku penegak aturan dari PSBB sendiri.

Dalam hal ini, para penegak aturan yang ditemukan tidak benar-benar menindak tegas ketika mendapatkan pihak-pihak yang melanggar, sehingga tidak menjadikan efek jera. Akhirnya, publik pun berlaku seenaknya seolah tidak terjadi apa-apa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline