Lihat ke Halaman Asli

Prabowo dan Menyoal Anies Jika Jadi Ketum Partai Gerindra

Diperbarui: 7 Juni 2020   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

HASIL rapat pimpinan nasional (Rapimnas) yang diselenggarakan secara virtual, seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra se-tanah air sepakat akan kembali mengusung atau mencalonkan Prabowo Subianto menjadi Ketua Umum (Ketum) partai berlambang kepala burung garuda tersebut untuk periode 2020-2025.

Bak gayung bersambut, sepertinya Prabowo pun akan menerima keputusan tersebut. Apalagi, jabatan Ketum partai tidak akan berpengaruh pada jabatannya sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Karena, kali ini Presiden Joko Widodo tidak melarang para menterinya merangkap jabatan. 

Hal ini pula terjadi pada Menteri Koordinator perekonomian, Airlangga Hartarto, yang juga merangkap sebagai Ketum Partai Golkar.

Sangat beralasan jika ke-34 DPD se-Nusantara menginginkan mantan Danjend Kopasus tersebut kembali menahkodai Partai Gerindra. Pasalnya, selain seorang pendiri, Prabowo juga masih dianggap kader terbaik partai.

Dengan kata lain, Prabowo masih menjadi figur dominan di partai berlambang kepala burung garuda tersebut. Belum ada tokoh di Gerindra yang bisa menggantikannya. Karena Prabowo masih menjadi simbol utama Gerindra.

Dan, yang jauh lebih penting dari semua itu adalah tentunya menyangkut kepentingan partai dalam menyongsong pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir tahun.

Dalam hal ini, Partai Gerindra yang cukup banyak menurunkan para kadernya untuk bersaing dalam kontestasi pimpinan daerah masih sangat membutuhkan sosok Prabowo sebagai "penjaga" kondusifitas partai dan kadernya.

Dengan demikian, suara calon pemilih yang di akar rumput, khususnya yang datang dari kader partai masih tetap bulat. Tidak itu saja, para kandidat yang diusung tentunya akan lebih leluasa jika pada kampanyenya "menjual" atau mendompleng popularitas ketumnya.

Sementara kepentingan untuk Prabowo sendiri adalah jika dirinya masih menjabat sebagai Ketum Partai Gerindra, maka peluangnya untuk kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2024 tetap terjaga.

Dengan alasan itulah maka besar kemungkinan bahwa Prabowo akan menerima mandat dan kembali memimpin Partai Gerindra periode 2020-2025.

Yang menjadi pertanyaannya, siapa yang bakal meneruskan tongkat estapet kepemimpinan partai Gerindra jika pada waktunya nanti Prabowo harus lengser dari jabatan. Sedangkan hingga saat ini tampaknya masih sangat sulit mencari kader yang mampu mengimbangi popularitas maupun kafasitasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline