Lihat ke Halaman Asli

Dia adalah Rocky Gerung

Diperbarui: 1 Juni 2020   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik.com

SETELAH namanya melejit sebagai aktivis oposisi dan pengamat politik selama musim kampanye Pilpres 2019, Rocky Gerung terus menjadi sosok yang hampir tidak pernah lepas dengan kontroversi di tanah air.

Ya, pria yang berlatar belakang sebagai filsafat ini mulai dikenal masyarakat luas sejak gigih menyuarakan suara oposisi terhadap pemerintahan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Beragam komentar dan statementnya selalu pedas saat menyoroti pemikiran dan kebijakan pemerintah, baik di layar kaca, di agenda-agenda ofline maupun akun media sosialnya.

Bahkan, saking jiwa oposisinya begitu kuat terhadap pemerintahan Jokowi, pria kelahiran Menado, Sulawesi Utara ini berani "menghina" figur yang sempat diusung dan dibelanya saat Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto.

Entah didasari kebencian atau kekecewaan, Rocky menyebut Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra itu sebagai sampah negara, hanya karena akhirnya bergabung dengan koalisi pemerintah dan menduduki jabatan Menteri Pertahanan (Menhan).

Karena itu, Rocky menasbihkan diri sudah tak sejalan lagi dengan Prabowo. Dia juga menyebut mantan Danjend Kopasus itu sudah tak dibutuhkan lagi di negeri ini. Menurutnya, kubu oposisi seharusnya tetap berada di luar cabang kekuasaan untuk memastikan berlangsungnya proses pengawasan dan keseimbangan (check and balance).

Satu lagi bentuk oposisi terhadap pemerintah dan boleh jadi karena begitu kecewanya terhadap Prabowo, tak tanggung, Rocky Gerung juga sempat meminta kepada pendukung Jokowi agar memarahi sosok Prabowo Subianto. Sementara terhadap para pendukung Jokowi, Rocky meminta agar "mengusirnya" dari kubu mereka.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat Rocky lebih menempatkan dirinya sebagai pihak opisisi dan enggan bergabung dengan pemerintah?

Pada beberapa kesempatan wawancara dengan awak media, yang pernah penulis baca, dia kerap menyebutkan bahwa jika masuk dalam lingkaran kekuasaan sama halnya membiarkan pemerintah bersikap otoriter.

Kendati demikian sikap oposisinya itu bukan berarti Rocky memusuhi pemerintah melainkan berusaha untuk memberikan atau memunculkan pikiran alternatif. Dalam hal ini, dia ingin memberikan alternatip pemikirannya demi kemajuan bangsa dan negara.

Nah, karena itu pula, baru-baru ini Rocky juga blak-blakan membandingkan pemerintah dengan salah satu partai yang sejauh ini masih konsisten sebagai oposisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline