Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Entah

Diperbarui: 29 Mei 2020   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titikdua.net

Entah kenapa?

Bulan rasanya begitu pelit, menyimpan cahayanya untuk dinikmati sendiri

Disini, bumi kian beku, dalam sepi, menua dan renta

Rapuh, meski urat nadiku menegang menerjang gemuruhnya suara mesin menerjang rintiknya hujan

Entah kenapa?

Begitu sulit mengikuti jejak jawaban yang kau taburkan

Bila engkau bertanya tentang rasa sakit? Sabetan pedang tidak akan membuat darahku jatuh meski hanya satu titik sebesar gerimis

Jauh di dalam rongga di tengah dada, ada luka menganga menanti engkau yang diselimuti buramnya kabut tak pasti

Sumedang, 290520

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline