Lihat ke Halaman Asli

Harus Diakui, Kali ini Anies Kalah Start

Diperbarui: 11 Mei 2020   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indopolitika

BUKAN jadi rahasia umum, bantuan sosial yang diperuntukan masyarakat terdampak pandemi virus corona atau covid-19 menyisakan sejumlah pekerjaan rumah yang cukup memprihatinkan.

Pasalnya, bantuan dimaksud masih saja terjadi salah sasaran di berbagai daerah di Indonesia. Penyebabnya yaitu masih kaca balaunya data pemerintah terkait siapa sebenarnya yang berhak menerima bantuan dimaksud.

Bagaimana tidak disebut kacau alias berantakan, jika masih banyak ditemukan pihak-pihak atau masyarakat yang mampu bahkan sangat mampu justru mendapatkan bantuan. Sebaliknya, yang berhak malah harus gigit hari.

Parahnya, di beberapa daerah termasuk kebetulan terjadi di tempat saya tinggal, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ada orang yang sudah meninggal dunia dan masih mendapat bantuan.

Terkait salah sasaran dan belum atau mungkin tidak mendapat bantuan sosial tersebut juga terjadi di DKI Jakarta. Khususnya mereka-mereka yang statusnya sebagai perantau.

Saya masih ingat betul, pernah membaca dari beberapa sumber berita bahwa masyarakat perantau yang tinggal di Ibu kota dan tidak mudik, akan dijamin segala kebutuhan dasarnya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui program bantuan sosial. Namun apa lacur, hingga saat ini apa yang dijanjikan tersebut tak kunjung terwujud. Khususnya masyarakat perantau yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah.

Karena tidak ingin warga masyarakatnya yang sedang merantau dan tidak bisa pulang terlantar karena adanya larangan mudik dari pemerintah pusat, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertindak cepat. Politisi PDI Perjuangan itu memutuskan untuk memberikan bantuan sosial dalam menjamin kebutuhan dasar warga masyarakatnya.

Dikutip dari Kompas.com, Ganjar mengatakan, pihaknya akan mengirim 26.000 paket bantuan sembako kepada perantau asal Jateng yang ada di DKI Jakarta.

"Terkait jumlahnya, saat ini telah terdaftar 60.000 orang. Setelah diverifikasi menjadi 26.000 orang," ungkap Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya, Minggu (10/5/2020).

Dia menjelaskan, pengurangan sebanyak itu terjadi karena ada warga yang sudah pulang kampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline