Lihat ke Halaman Asli

Menebak Syahwat Kekuasaan Amien Rais dan Nasib PAN dalam Peta Politik Nasional

Diperbarui: 10 Mei 2020   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wowkeren.com

DALAM beberapa waktu terakhir santer terdengar bahwa politisi senior tanah air, Amien Rais akan mendirikan partai baru. Hal tersebut menyusul "diusirnya" dia dari partai yang justru didirikannya sendiri, Partai Amanat Nasional (PAN).

Seperti diketahui, Amien Rais mendirikan partai berlambang matahari terbit itu pada tahun 1998 silam atau tidak lama tonggak reformasi ditancapkan di negeri ini. Menggusur masa orde baru (Orba) yang lebih tiga dekade dikuasai rezim Soeharto.

Sebagai tokoh dan pendiri partai, tentu saja Amien Rais pernah meneguk nikmatnya kursi kepemimpinan tertinggi PAN. Pria kelahiran 76 tahun silam itu perna menahkodai PAN dari sejak berdiri hingga tahun 2005.

Tak hanya itu, Amien Rais juga pernah menempati jabatan politik strategis yaitu sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1998-2004. Hanya saja, dia gagal menjadi orang nomor satu di repuplik ini setelah pada Pilpres 2004 tak mampu bersaing dengan kedigdayaan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang akhirnya mampu menguasai negeri ini selama dua periode. Yaitu, 2004-2009 dan 2009-2014.

Meski gagal dalam Pilpres, sosok Amien Rais tetap saja merupakan panutan, terutama di PAN. Dia didaulat sebagai sosok yang dituakan dan dihormati oleh seluruh jajaran partai, mulai dari struktur kepengurusan pusat hingga akar rumput.

Sangat beralasan. Seperti disebutkan di atas, karena Amien Rais adalah tokoh dan pendiri partai PAN, yang merupakan putra sulung dari masa reformasi.

Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan konstalasi politik di tanah air. Sinar terang Amien Rais perlahan meredup. Puncaknya terjadi belum lama ini. Nama Amien Rais seperti diusir dari rumahnya sendiri. Dia sama sekali tidak masuk dalam jajaran kepengurusan partai.

Wacana tersebut di atas memang sudah diprediksi banyak pihak, setelah pada Kongres Nasional PAN yang diselenggarakan Februari 2020 lalu, jagoan Amien Rais, Mulfachri Harahap dikalahkan Zulkifli Hasan (Zulhas) pada pemilihan Ketua Umum PAN periode 2020-2025.

Dari situ saja dapat membuktikan bahwa ketokohan dan pengaruh Amien Rais pada tubuh PAN sudah secemerlang dulu. Pada saat partai ini awal-awal berdiri.

Dirikan Partai Baru

Setelah "terusir" dari PAN, tak sedikit pihak bahkan pengamat politik sekalipun yang memperkirakan bahwa pertualangan politik Amien Rais telah tamat. Alasannya jelas, bahwa mantan pemimpin Muhamadiyah ini sudah tidak muda lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline