Lihat ke Halaman Asli

May Day 2020 Tanpa Nyawa dan Sejarah Hari Buruh Internasional

Diperbarui: 1 Mei 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterpolitik

HARI ini adalah 1 Mei, yaitu merupakan harinya para buruh internasional atau lebih dikenal dengan sebutan May Day. Lazimnya, tiap May Day, para pekerja atau buruh selalu turun ke jalan-jalan untuk menggelar aksi demo. Biasanya menuntut kesejahteraan dan menentang kapitalisme.

Di Indonesia, May Day kerap diwarnai dengan aksi-aksi unjuk rasa yang tersebar di hampir seluruh penjuru tanah air. Meski, sudah barang tentu, pusat kegiatan atau aksi paling besar selalu saja terjadi di Ibu kota, Jakarta.

Seperti telah disinggung pada paragraf pertama, setiap aksi May Day di negara manapun selalu diselipkan beragam tuntutan. Pun dengan para biruh yang berada di tanah air berlaku hal serupa. Namun yang paling sering diungkapkan tiap kali demo May Day yaitu menuntut peningkatan kesejahteraan buruh, antara lain dengan menghapuskan sistem kerja kontrak dan reformasi sistem jaminan sosial.

Bahkan, sebagai bumbu dari aksi-aksi yang melibatkan ribuan bahkan puluhan ribuan warga buruh dalam setiap May Day ini hampir selalu terjadi bentrokan dengan aparat kemanan. Ini menandakan aksi May Day memang selalu hidup, penuh warna dan cerita, serta rasa "amarah" yang diekspresikan para pendemo terhadap praktik-praktik kapitalisme.

Ekspresi seperti tersebut di atas seolah telah menjadi agenda rutin tahunan yang terjadi tiap tanggal 1 Mei.

Namun, untuk May Day tahun 2020 ini benar-benar jauh dari biasanya. Tak ada aksi demo, tak ada unjuk rasa, tak ada suara teriakan keras memekakan telinga dan tak ada yel-yel yang biasanya disuarakan oleh masing-masing serikat pekerja. Ya, May Day 1 Mei 2020 tak ada kerumunan massa yang melibatkan ribuan orang, lazimnya terjadi ada tahun-tahun sebelumnya.

Kenapa?

Ya, semuanya gara-gara pandemi virus corona atau covid-19. Virus yang berasal dari Kota Wuhan, China ini telah memaksa sejumlah negara-negara di dunia termasuk Indonesia membatasi pergerakan warganya dan melarang kerumunan.

Imbasnya tak bisa berdemo ramai-ramai san May Day seolah tak ada rohnya alias tak bernyawa. Aksi buruh yang kadang cenderung kasar dan keras hingga terjadi bentrok seperti yang terjadi pada tahun lalu di beberapa daerah temasuk Jakarta, tidak bisa kita saksikan kali ini.

May Day hari ini hanya bisa diperingati melalui jaringan online dengan memanfaatkan teknologi informasi. Meski tak bisa berkumpul ramai-ramai, pesan dan segala aspirasi para buruh yang penting bisa tersampaikan.

Sejarah Singkat May Day

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline