SETELAH enam bulan lamanya bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto kembali muncul menyapa publik. Bukan sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) melainkan sebagai Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra.
Dalam sapaan atau lebih tepatnya taklimat Prabowo yang ditayangkan dalam channel Youtube, Gerindra TV, setidaknya ada dua hal yang penulis tangkap pada isi atau makna taklimat yang disampaikan mantan Danjen Kopasus tersebut.
Pertama, Prabowo seolah ingin kembali mengingatkan terhadap seluruh kadernya, bahwa posisi Partai Gerindra kali ini adalah partai koalisi pemerintah. Dengan begitu sudah selayaknya seluruh elemen partai tunduk dan patuh terhadap segala kebijakan pemerintah.
Makanya dia kembali menekankan, maksud dirinya memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintah dan menjabat sebagai Menhan adalah sebagai salah upaya menjaga persatuan dan kesatuan nasional jangan sampai terpecah belah sehingga mengganggu stabilitas keamanan negara.
Menurut dia, keputusan berat tersebut harus diambilnya guna langkah rekonsiliasi nasional dengan cara mengesampingkan kepentingan partai hingga perasaan pribadi.
"selama ini saya telah berulang kali mengatakan bahwa lawan politik bukanlah musuh, sekalipun saat hiruk-pikuk persaingan politik yang begitu keras" ungkapnya.
Karenanya, ditegaskan Prabowo, apa pun yang terjadi dalam situasi sesulit apapun tidak boleh terjadi perpecahan di antara bangsa.
"Berapa pun ongkos yang harus kita bayar, betapa pun sedihnya perasaan kita harus kuat, kesampingkan demi kepentingan besar. Untuk itu, kita sekarang bekerja sama dengan Presiden Jokowi," katanya.
Untuk itu, mantan menantu Presiden Soeharto ini menyeru kepada seluruh kader-kadernya di seluruh negeri untuk senantiasa bahu-membahu dan mendukung pemerintah dalam mengatasi bencana nasional non alam, pandemi virus corona atau covid-19 dan berhenti mengkritik pemerintah.