BERAGAM cara terus diupayakan pemerintah Indonesia guna memutus rantai penyebaran virus corona atau covid-19 yang kian hari jumlah kasusnya terus bertambah.
Cara yang terus digalakan dan dianjurkan pemerintah, apalagi kalau bukan social distancing, psycal distancing, work from home hingga sementara ini berujung Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB).
Lebih dari itu, pemerintah juga tak bosan mewanti-wanti terhadap seluruh warga negaranya agar senantiasa memelihara kesehatan dengan cara mencuci tangan pakai sabun, mengenakan masker jika keluar rumah, jangan sering-sering menyentuh wajah, olahraga, makanan sehat dan sebagainya.
Itu adalah cara pemerintah dalam bentuk himbauan atau ajakan terhadap masyarakat. Tapi, selain itu ada juga yang langsung dipraktikan oleh pemerintah melalui dinas terkait. Salah satu yang sedang marak terjadi adalah penyemprotan cairan disinfektan.
Cara ini, sekarang terus berlaku di hampir setiap daerah di tanah air. Baik itu penyemprotan di lembaga-lembaga perkantoran, tempat peribadatan, tempat tinggal penduduk, hingga jalan raya.
Nah, terkait penyemprotan disinfektan di jalan-jalan protokol ini kerap dilakukan pemerintah, terutama di DKI Jakarta yang dianggap sebagai episentrum virus corona di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, penyemprotan tersebut dilakukan dengan mengunakan kendaraan pemadam kebakaran (Damkar). Mungkin maksudnya agar sebaran cairan ini bisa lebih menyebar luas.
Tak hanya di Jakarta, di Sumedang pun penyemprotan disinfektan di jalan protokol, penulis temukan beberapa kali. Penyemprotan disinfektan di jalanan dan lingkungan luar ruangan memang bukan fenomena Indonesia saja. Di beberapa negara lain, seperti India, Meksiko juga dilakukan.
Jujur, sebelumnya penulis anggap kegiatan ini akan sangat membantu masyarakat terhindar atau setidaknya meminimalisir penularan virus covid-19. Tapi, rupanya anggapan penulis ini salah besar.
Pasalnya, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) cara-cara yang dilakukan itu merupakan cara yang konyol.
Dilansir detikcom yang mengutip dari Reuters, Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher menganggap langkah penyemprotan jalanan dengan disinfektan bisa berisiko merugikan kesehatan masyarakat, membuang waktu, dan menghamburkan sumber daya.