Lihat ke Halaman Asli

Teriak Lockdown? Perhatikan Dulu Hal Ini!

Diperbarui: 17 Maret 2020   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republika.co.id


SEMENJAK makin bertambahnya jumlah kasus warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona (covid-19), desakan publik terhadap pemerintah untuk segera memberlakukan Lockdown atau mengunci seluruh akses masuk maupun keluar dari suatu daerah maupun negara. Lockdown diberlakukan untuk membatasai ruang gerak penyebaran virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China semakin meningkat.

Betul, desakan penerapan lockdown di tanah air ini masih terus mengundang pro kontra. Tentu saja mereka memiliki argumentasi dan pembenarannya masing-masing.

Boleh jadi bagi mereka yang hidupnya berkecukupan dan berkantong tebal, lockdown bisa jadi alternatif terbaik. Karena tinggal memborong segala kebutuhan hidup selama diberlakukan lockdown, urusan selesai.

Tapi bagaimana dengan penduduk Indonesia yang maaf sebagian besarnya masih dalam kondisi hidup pas-pasan? Bisa jadi pemeberlakuan lockdown akan menjadi kiamat kecil bagi mereka.

Jadi dalam hal ini, maaf menurut hemat penulis kita sebagai anak-anak bangsa jangan terjebak pada kepentingan pribadi dan sekelompok orang hingga latah dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu menerapkan lockdown dalam rangka penanganan dan pencegahan penyebaran wabah virus corona lebih massif.

Kita ambil contoh Italia, sebagai negara yang tercatat paling parah setelah China dalam jumlah kasus positif virus corona termasuk angka kematiannya.

Namun demikian, bagi otoritas tertinggi negara yang pernah dikuasai Musolini ini bisa dengan mudah memberlakukan lockdown, mengingat populasi penduduknya kurang lebih sekitar 60 juta jiwa atau kurang dari seperempatnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta lebih. Pun dengan luasan wilayahnya, Italia jelas jauh lebih kecil dibanding dengan Indonesia.

Dan yang paling utama adalah taraf hidup perekonomian penduduk Italia bisa penulis pastikan jauh lebih baik dibanding dengan taraf hidup sebagian besar masyarakat Indonesia.

Jadi jika Italia berani memberlakukan lockdown mungkin dampaknya tidak akan separah apa yang akan menimpa Indonesia jika memberlakukan hal serupa.

Terus satu hal lagi yang perlu dicatat, seperti penulis tulis di atas, bahwa Italia adalah negara paling parah terdampak virus corona setelah China. Artinya jumlah kasus dan angka kematiannya juga paling tinggi.

Sementara di Indonesia, meski terus bertambah jumlah kasusnya, namun persentase kematiannya pun masih dibilang sangat rendah, yakni lima orang dari 172 kasus per hari ini, Selasa (17/3/20). Seperti dikutip CNNIndonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline