MEMBACA artikel tentang keseruan-keseruan acara Kompasianival yang mengusung tema Reunite, di One Belpark Mall, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (23/11/2019), mengundang rasa iri bagi penulis. Betapa tidak, niat penulis untuk hadir yang sudah direncanakan dengan bung Ferry W sejak hampir dua minggu lalu, nyatanya urung terwujud. Karena ada hal mendadak, yang tidak bisa penulis tinggalkan.
Rasa iri ini makin membuncah, ketika penulis membaca tulisan pak Haji Edie Supriatna Syafei dan pak Almizan53. Dalam ulasan para penulis senior aktip dan produktif ini tergambar jelas, bahwa suasana ajang silaturahmi tahunan para kompasianer sekaligus ajang penasbihan para pemenang nominasi masing-masing genre, yang digagas oleh blog keroyokan, Kompasiana ini begitu hangat dan penuh rasa kekeluargaan.
Susana kekeluargaan dan persauadaraan ini yang sebenarnya penulis suka. Suasana penuh kehangatan, dimana tidak ada dinding pembatas antara penulis senior dan penulis pemula yang tergabung di Kompasiana. Semuanya berbaur menjadi satu. Tidak ada yang merasa paling aku. Nih aku penulis yang sering nangkring di tangga Headline (Artikel Utama), nih aku penulis yang sering menghiasi tangga nilai tertinggi, nih aku penulis yang sering bertolak pinggang di tangga populer atau nih aku yang tiap tulisannya selalu jadi pilihan.
Gambaran yang ditulis oleh kedua penulis senior yang penulis sebutkan di atas, semakin membuat penulis yakin untuk tetap bergabung dengan kompasiana dan meluangkan waktu untuk memposting tulisan-tulisan sesuai dengan kemampuan penulis, meski receh. Tak apa, yang penting setidaknya penulis mampu menghilangkan rasa penasaran dan gelisah.
Jujur saja, semenjak bergabung dengan Kompasiana pada akhir bulan Juli 2019 lalu, rasanya ada hal mengganjal dalam hati jika sehari saja tidak atau belum memposting tulisan di blog keroyokan ini. Padahal, keseharian penulis juga bergerak di bidang tulis menulis atau tepatnya sebagai jurnalis di tingkat lokal.
Sempat timbul pertanyaan dari penulis, apakah penulis sudah jatuh cinta pada Kompasiana atau sebatas euforia temporer semata?...cukup memerlukan waktu lama bagi penulis mendapatkan jawabannya. Mau tahu apa jawabannya?....
Jujur, sejujur jujurnya, penulis katakan, bahwa penulis telah jatuh cinta pada kompasiana. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta, rasanya tidak ingin sehari pun berjauhan atau ditinggalkan oleh pecintanya. Begitupun dengan penulis, rasanya tidak ingin seharipun melewatkan kesempatan untuk "bermesraan" dengan Kompasiana. Makanya, sejak bergabung dengan Kompasina, rasanya tak pernah sehari pun penulis absen memposting tulisan di Kompasiana.
Kembali pada ajang kompasianival yang penulis lewatkan. Rasanya tidak elok juga harus terus merasa iri. Untuk itu sebagai upaya menghapus rasa iri tersebut, penulis hanya ingin mengucapkan, MOHON MAAF yang sebesar-besarnya karena pada ajang Kompasianival tahun ini, penulis tidak bisa hadir.
Semoga Kompasiana semakin maju dan bisa berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa, khususnya melalui bidang literasi.
Sementara pada seluruh pemenang nominasi, penulis ucapkan selamat dan terus berkarya!!!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H